Bagian enam

42.7K 2.8K 482
                                    

Halo!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

Vote nggak sampai target, tapi gapapa 😘
.
.
.
.
.

Happy reading ❤

•••••


"Gimana? Enak?" Tanya Arthur.

Ella mengangguk antusias. Pecel lele yang sedang dia makan terasa begitu nikmat. "Enak, terima kasih Arthur." Ucapnya sambil tersenyum.

Arthur membalas senyuman Ella. Dia mengusap pipi gembul gadis itu. "Sama-sama. Habisin, ya." Titahnya.

Lain halnya dengan Arthur yang tersenyum, Ella justru tengah terdiam di tempat saat merasakan tangan halus Arthur mengusap pipinya.

"I-iya." Sahut Ella gugup.

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikiran Ella tentang sikap lembut Arthur padanya. Setelah hari dimana Arthur mengantarnya pulang, tepatnya sebulan yang lalu, pria itu semakin gencar mendekatinya.

Arthur yang selalu mengajaknya makan siang, menjemput dan mengantarnya pulang. Bahkan dia sangat jarang sekali makan siang dengan Stela.

"Ella."

Suara lembut Arthur menarik Ella dari lamunannya.

"Iya?"

"Kenapa nggak dimakan? Katanya enak." Ujar Arthur bertanya. Dia melihat Ella seperti tengah memikirkan sesuatu, gadis itu melamun. Arthur menyadari itu.

Ella terkekeh canggung. Dia pun memakan pecel lelenya dengan tenang.

"Kamu malam ini bisa nemenin aku?" Tanya Arthur.

"Kemana?"

"Ke suatu tempat. Aku ingin ngajak kamu ke sana." Jawab Arthur.

Ella tengah menimang ajakan Arthur. Dia ingin menyetujuinya, tapi entah kenapa dirinya merasa bahwa dia tidak seharusnya melakukan ini. Setiap dia berdekatan dengan Arthur, nama seseorang selalu melintas di pikirannya, Ellard. Bagaimana jika Ellard tahu? Apakah pria itu akan marah?

Sejujurnya Ella masih begitu mengharapkan kehadiran Ellard di hidupnya. Dia merindukan kebersamaan mereka dulu. Tetapi mengingat sudah 4 tahun lamanya dia menunggu tanpa sebuah informasi apapun mengenai pria itu, Ella meragu. Dia takut terhadap sebuah kenyataan yang mungkin tidak akan sesuai dengan harapannya nanti. Dia takut Ellard melupakannya dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itulah, dia menerima kehadiran Arthur di hidupnya.

Setelah memantapkan hati, Ella menatap Arthur di hadapannya dengan senyum manisnya. "Aku mau." Ucapnya menyetujui.

Arthur tertawa pelan. Dia menggenggam tangan kiri Ella. "Jam 5 sore nanti, aku jemput kamu."

Ella mengangguk. Setelah itu, mereka melanjutkan makan siang dengan tenang.

•••••

Setelah makan siang bersama Arthur, kini Ella kembali di hadapkan dengan komputer kerjanya. Dia begitu fokus menyunting beberapa kata dan kalimat di dalamnya. Sampai-sampai dia tidak sadar bahwa sedari tadi Stela sudah duduk di sampingnya.

"Calu." Panggil Stela, membuat Ella sedikit terkejut dibuatnya.

"Astaga Stela! Kamu ngagetin aku tau!" Gerutu Ella.

"Hehe maap." Balas Stela sambil menunjukkan cengirannya, yang dibalas dengusan sebal oleh Ella.

"Tadi lo makan dimana?" Tanya Stela.

ELLARD OCEAN[END]Where stories live. Discover now