Bagian empat puluh empat

22.4K 1.8K 379
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Ellard mengeratkan pelukannya kepada istrinya yang sedang dalam mode manja. Dia sama sekali tidak keberatan dengan tingkah laku kekanakan ataupun kemanjaan Ella. Justru dirinya merasa sangat diuntungkan dengan hal itu.

Ellard melirik jam dinding yang terpasang di kamarnya, 22:15. Tapi istri mungilnya belum bisa tertidur. Ellard mengusap punggung Ella dengan lembut, sesekali dia membubuhkan kecupan pada puncak kepala istrinya.

"El."

"Kenapa, sayang?"

"Kaki aku pegel." Ujar Ella mengadu dengan rengekannya. Kedua kakinya yang membengkak benar-benar terasa nyeri dan pegal. Dokter bilang itu adalah hal yang wajar bagi ibu hamil dan umum terjadi. Dokter juga mengatakan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena kandungannya sangat sehat.

"Mau aku pijat?" Tawar Ellard yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari istrinya.

Dengan perlahan dia melepaskan pelukannya. Ellard menata 2 bantal yang akan menjadi sandaran istrinya. Lalu dia mengangkat sedikit badan Ella agar bersandar dengan nyaman.

Setelah itu, Ellard beringsut mundur. Dia menempatkan kedua kaki istrinya pada pangkuannya dan memijatnya dengan perlahan-lahan.

Ella memejamkan kedua matanya saat rasa nyaman mulai melingkupinya. Ellard selalu saja bisa membuatnya terharu dengan perlakuan lembutnya. Dan sang suami tidak pernah mengabaikan permintaannya sekecil apapun itu.

"Makasih." Ucapnya seraya tersenyum tulus pada Ellard.

"Makasih buat?"

"Buat semuanya. Kamu baik banget sama aku."

Ellard tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Harusnya aku yang berterima kasih, sayang."

"Kenapa gitu?" Tanya Ella tak mengerti.

"Makasih karena kamu mau hidup bersama orang jahat seperti aku." Sahut Ellard tenang.

"Kamu nggak jahat, El. Kamu nggak pernah membunuh orang yang nggak bersalah. Seperti yang kamu bilang waktu itu."

Ellard hanya bisa tersenyum tipis. "Iya, sayang." Sahutnya menyetujui perkataan Ella.

"Kamu suami terbaik." Puji Ella dengan senyuman cerianya.

Ellard terkekeh gemas. "Really?"

"He'em."

Keheningan mulai melingkupi kamar itu. Ella yang sedang memejamkan kedua matanya, sedangkan Ellard tengah mimijat kedua kaki istrinya dengan lembut secara bergantian.

Pikiran Ellard sedang melalang buana, dia memikirkan percakapannya dengan Steven beberapa hari yang lalu. Pria itu dengan ekspresi datarnya mengatakan akan melangsungkan pernikahan sebulan lagi.

Setelah melihat Steven dan Arabella beberapa tempo hari, dirinya sangat yakin bahwa pria gagah itu mencintai adik tirinya sendiri. Terlihat dari sifat posesif Steven saat mencoba untuk menjauhkan Arabella dari Arga. Hanya saja rasa itu tertutup oleh rasa dendam yang menyelimuti hati Steven.

ELLARD OCEAN[END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant