Pengakuan

1.3K 130 48
                                    

Happy Reading ❤️
Jangan lupa follow, vote, dan komen 😊
____________

"Nico, lo kenapa?" tanya Kevin melihat Nicolas termenung sembari mengisap sepuntung rokok yang terselip di antara kedua jarinya.

"Gue bingung aja mau kerja apa. Uang di dompet makin menipis, lo tahu lah Vin gue dapat uang cuma dari hasil balapan," curhat Nicolas menghela nafas panjang.

"Gue sama Angga masih banyak keperluan hidup," lanjut Nicolas.

Kevin manggut-manggut mengerti. Ia cukup tahu dengan kehidupan sahabatnya itu.

"Nic!"

"Hmm?"

"Abang gue punya bengkel lo mau nggak kerja di sana?"

"Yang bener lo Vin?"

"Iya. Pulang sekolah nanti gue kenalin lo sama abang gue. Gue yakin abang gue nerima lo dengan senang hati."

Ucapan dari Kevin barusan membuat Nicolas sedikit lega mendengarnya. Ya walaupun gajinya pas-pasan, tapi sedikit membantu keperluan hidup Nicolas bersama adiknya. Semoga saja ini awal menuju kesuksesannya.

***

Setelah enam bulan lamanya di Amerika, kini Nathan kembali mengunjungi kedua orang tuanya. Saat masuk ke dalam rumah bukannya di sambut oleh pelukan hangat dan senyuman papa mamanya. Nathan melihat yang ada mamanya menangis sesenggukan sambil memohon-mohon pada papanya untuk minta di kembalikan Restu ke rumah ini.

"Ma, mama kenapa?!"

"Nathan, hiks ... hiks," isak tangis Irena menghampiri putranya dan memeluknya.

"Pa! Ini ada apa? Kenapa mama nangis?" Nathan bisa melihat mata mamanya yang membengkak akibat menangis cukup lama.

"Ini semua salah Restu."

"Restu?"

"Iya, adik angkat kamu itu sudah menghamili teman sekelasnya. Papa marah lalu papa usir Restu dari rumah ini, dan mama kamu mohon-mohon buat Restu di kembalikan untuk tetap berada di rumah ini," jelas Hans bernada datar.

Nathan terkejut mendengarnya. Sedikit tak percaya dengan perkataan papanya. Namun melihat mamanya yang menangis tersedu-sedu membuat Nathan yakin.

"Tapi kan Pa, papa nggak bisa seenaknya ngusir Restu dari rumah, harusnya di omongin baik-baik."

"Restu sudah membuat malu keluarga kita Nathan! Bagaimana kalau berita ini terbongkar sampai terdengar ke kolega bisnis papa, papa di cap sebagai seorang ayah yang tidak becus menjaga anaknya! Papa tidak mau itu!"

"Kamu selalu saja memikirkan itu mas! Kamu tidak memikirkan bagaimana nasib Restu di luar sana. Sekarang, aku nggak tahu Restu ada di mana. Aku takut terjadi apa-apa sama Restu mas!"

"Arghh!!! Kamu selalu saja memikirkan Restu! Apa sih hebatnya anak itu, yang ada Iren dia bikin malu keluarga kita!"

Lagi, perdebatan itu terulang kembali. Nathan sangat membenci yang namanya perdebatan. Ia tak tega melihat mamanya yang menangis.

"Ma, udah. Nathan yakin Restu pasti baik-baik aja, Ma ... udah ya nangisnya, ayo kita ke kamar." Irena mengangguk, mengikuti langkah putranya yang membawanya masuk ke dalam kamar.

Setelah membaringkan mamanya ke tempat tidur, Nathan kembali menemui papanya.

"Pa, harusnya papa jangan usir Restu seenaknya. Papa tau kan mama itu sayang banget sama Restu. Harusnya masalah ini kita bicarain baik-baik secara kekeluargaan," ucap Nathan bijak.

"Kamu sama saja seperti mama kamu Nathan. Selalu saja membela Restu!"

"Papa mau ke mana?" tanya Nathan melihat papanya pergi.

"Bukan urusan kamu." Setelah berucap demikian, pintu di tutup dengan kencang. Nathan mengacak rambutnya hingga yang tadinya tersisir rapi kini terlihat sedikit berantakkan.
Dirinya sangat lelah habis pulang dari Amerika, bukannya di sambut dengan hangat namun ya namanya ekspetasi tak sesuai realita Nathan bisa apa.

"Kenapa semuanya jadi gini sih! Si Restu juga berani banget nidurin anak gadis orang!" omel Nathan.

***

"Maafin gue Nita," Restu menatap Anita tulus. Tangannya mengenggam erat tangan Anita, seakan tak ingin melepaskannya.

"Kenapa lo jahat banget Res." Restu dengan cepat menghapus air mata Anita yang bergulir dipipi.

"Gu-gue ... niatnya gue cuman mau ancurin lo Nita dan tanpa pikir panjang ternyata rencana busuk gue juga ancurin diri gue sendiri. Gu-gue benar-benar menyesal."

Anita tak menyangka Restu ikut adil dalam rencana yang di buat oleh Sherly. Anita pun tak menyangka Sherly lah dalang dibalik semua ini.

"Tapi kenapa Res kamu benci banget sama aku. Padahal aku nggak pernah ganggu kamu."

"I-itu karna gue iri sama keberhasilan lo Nita, gue cuma mau gue yang jadi bintangnya di sekolah maka dari itu gue ancurin lo, tapi gue dapat karmanya karna udah ancurin cewek sebaik lo Nita."

Air mata perempuan itu kembali jatuh membasahi pipi. Anita menggeleng dengan perasaan kecewa.

"Dan bodohnya kenapa aku masih mencintai dan menyayangi kamu Restu, padahal kamu udah jahat banget sama aku!"

Restu dengan cepat mengusap air mata yang membasahi pipi Anita. Mengenggam tangan Anita serta menatapnya lekat.

"Mulai hari ini gue, Restu Pranadipta akan belajar untuk mencintai dan menyayangi Anita putri Januartha. Gue akan balas perasaan lo ke gue Nita."

Anita mendongak menatap Restu yang lebih tinggi darinya. Senyum Anita mengembang, terlukis indah di wajah cantiknya. Keduanya pun berpelukan.

"Don't worry I'll always be there for you Anita, we'll get through this together," bisik Restu.

Tanpa mereka sadari Nicolas melihat semuanya. Laki-laki itu pergi menjauh dengan perasaan kecewa dan sakit hatinya.

"Padahal gue udah baik sama lo, tapi kenapa Nita lo masih sama Restu sialan itu!"

♥♥♥

Sweet banget, mau jugaaaa😂
Tapi kasian Nico lagi-lagi patah hati💔

Ruined By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang