Mabuk

1.7K 148 11
                                    

Happy Reading❤️
Jangan lupa follow, vote, dan komen😊
_________________

"Anita tunggu, papi mau bicara!"

Anita menghentikan langkahnya, sebenarnya enggan untuk menanggapi pembicaraan papinya saat ini. Karna Anita tahu papinya pasti marah melihatnya pulang di antar Nicolas.

"Kenapa kamu masih dekat sama Nicolas? Papi kan sudah bilang, jauhi anak brandal itu!" tegas Artha.

"Pi, Nicolas gak brandal kayak yang papi pikirin, Nicolas cowok baik Pi."

"Papi tetap tidak merestui kamu berhubungan lagi dengan anak berandalan itu!"

Anita tak menjawab, ia menatap kesal papinya karna selalu menganggap Nicolas itu orang jahat. Padahal kan sebenarnya Nicolas itu baik. Mungkin benar dulu kata Nicolas ia khilaf waktu bersama Sherly dan Sherly pasti yang sudah menggoda Nicolas. Seharusnya waktu itu Anita masih bersama dengan Nicolas, bukannya putus dan malah terjebak bersama Restu yang akhirnya merugikan dirinya sendiri.

Anita menatap ke arah papinya lalu melangkah masuk ke dalam kamar tanpa sepatah katapun.

"Anak itu, kalau bersama Nicolas selalu saja membantah!" kata Artha kesal.

Di dalam kamarnya. Anita bercermin, menatap pantulan dirinya lalu mengusap perutnya. Anita tak menyangka di umurnya yang masih tujuh belas tahun sudah berbadan dua. Bagaimana dengan mimpi-mimpi yang sudah di rancang ke depannya. Dalam sekejap mimpi itu akan hancur apabila papinya tahu kalau anak perempuan satu-satunya hamil. Anita benar-benar takut. Takut hal itu akan terjadi dan pastinya menyakitkan dirinya dan mengecewakan papinya.

"Apa aku turutin aja kata Restu buat gugurin anak ini. A-aku takut," lirih Anita.

Anita melepaskan seragam sekolahan lalu melangkah masuk ke kamar mandi. Anita membersihkan badannya agar kembali fresh.

Selesai mandi, Anita duduk di meja belajar. Wanita itu mulai mengambil alat tulisnya dan mulai mengerjakan pekerjaan rumah.

Tuk tuk tuk!

Suara pintu di ketuk.

"Nita." Anita mengerutkan dahinya, ia seperti kenal suara orang yang memanggil namanya dari luar kamar.

"Nita," panggil orang itu sekali lagi.

"Tante Amy." Segera, Anita membuka pintunya.

"Tante Amy." Anita langsung memeluk adik kandung dari papinya itu. Ya, Amy adalah adik kandung Artha satu-satunya.

"Keluar yuk, di luar udah ada om Fakhri sama papi kamu lagi ngobrol." Anita mengangguk mengiyakan.

Di ruang tamu terlihat disana om Fakhri dan papi Anita sedang mengobrol diselingi canda ria. Tak berapa lama kemudian bi Nengsih datang membawakan beberapa biskuit serta 3 cangkir teh panas yang asapnya mengepul di udara.

"Om," sapa Anita sopan seraya menyalimi tangan om Fakhri.

"Anak kamu makin cantik ya Ar," puji om Fakhri.

"Iya mirip maminya."

"Duduk sini nak." Amy menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya, menyuruh Anita untuk duduk di dekatnya.

"Gimana sekolahnya sayang, lancar?"

"Lancar kok tan."

Sembari mengobrol, Amy mengambil remote tv lalu menyalakannya. Amy memilih saluran berita dan menonton dengan serius.

"Coba lihat, kasian banget ya bayi gak salah apa-apa di buang begitu. Nggak bersyukur banget sih orang tuanya," omel Amy terlihat kesal.

"Ya mungkin karna hubungan gelap," sahut papinya Anita lalu meminum secangkir tehnya.

"Gak punya hati banget, bisa-bisanya ya ... andai aja kita dikasih mas mungkin aku akan rawat anak kita dengan baik." Tante Amy tertunduk sedih. Memang benar, sudah dua tahun lebih pernikahan mereka namun belum juga di beri momongan oleh sang maha kuasa. Anita mengusap punggung tante Amy. Tiba-tiba terlintas di pikiran wanita itu tentang dirinya yang tadi ingin menggugurkan anaknya bersama Restu. Sungguh jahat, benar anak yang di kandungnya itu tidak bersalah. Bisa-bisanya Anita berpikir sejahat itu. Kembali, Anita tetap akan mempertahankan bayinya. Mau atau tidaknya Restu bertanggung jawab Anita tetap akan mempertahankan bayinya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Seperti biasa, Restu malam ini ikut diajak ke dua sahabatnya itu clubbing.

Radit dan Dika tak menyangka malam ini Restu sangat banyak minum-minuman beralkohol. Bahkan Restu sudah menghabiskan lima botol bir dan sekarang cowok itu tengah meracau tak jelas.

"Gila si Restu!" Dika geleng-geleng kepala dibuatnya melihat tingkah Restu.

"Mungkin dia lagi ada masalah, makanya sampe minum banyak. Akhir-akhir ini Restu banyak diam," ucap Radit sambil memandang wajah Restu.

"Yaa Restu kan emang diam-diam menghanyutkan," sahut Dika nyeleneh.

"ARGHH KENAPA TU CEWEK NGGAK MAU GUGURIN KANDUNGANNYA SIH!!!" teriak Restu membuat kedua sahabatnya kaget.

"Heh Res lo kok teriak-teriak kek orang gila! Sadar Res!"

"Ka, maksud Restu apa coba?" Radit menatap Dika yang menggedikkan bahunya.

"Seandainya Nita gak gugurin kandungannya, kalo papa gue tahu gue pasti di marahin!" ucap Restu tanpa sadar.

Kedua bola mata anak manusia itu terbelalak mendengarnya. Maksud Restu apa coba. Radit langsung memasukkan handphonennya ke dalam kantong celananya. Dika yang tadinya minum pun dibuat tersedak oleh perkataan Restu.

"Res lo apain Nita?!" tanya Radit kesal.

"Ni-ta hamil anak gue Dit, hehe."

"Bajingan! Lo serius!"

"Hahh aduh gimana ya." Restu beranjak dari kursinya lalu dengan langkah sempoyongan ia ikut berjoget di tengah lautan manusia.

"Gila Dit!!! Temen lo tuh!" Dika geleng-geleng kepala.

Ternyata bukan hanya ada Restu, Radit dan Dika yang berada di bar sekarang ini. Nicolas bersama teman-temannya pun, sedari tadi cowok itu melihat kearah Restu.

"Gak nyangka gue Restu mainnya ke sini."

"Mabok banget tu anak," sahut Kevin.

"Ternyata si Restu nakal juga ya."

Di saat teman-temannya sedang asik membicarakan Restu. Tanpa mereka sadari, saat ini Nicolas menahan amarahnya mati-matian agar tidak memukuli Restu.

Bisa-bisanya Restu bersenang-senang di tempat ini sedangkan Anita di rumah tertekan karna perbuatannya.

"Bro, gue balik duluan ya." Ingatan Nicolas tertuju kepada adiknya yang tinggal di rumah sendirian. Cowok itu pun berpamitan kepada teman-temannya dan segera beranjak meninggalkan club.

Lebih baik ia pulang ke rumah menemani adiknya daripada terus-terusan di sini sebelum dirinya hilang kendali dan akhirnya membuat Restu terkapar tak berdaya.

♥♥♥

Restu keceplosan guys, kira-kira apa yang akan terjadi ya?

Ruined By You Where stories live. Discover now