Prolog

63 2 0
                                    


"Assalamualaikum" Salam seorang perempuan berkerudung biru muda.

Dia adalah Almira Nadhiratun Nafisa. Keluarganya biasa memanggil dirinya dengan panggilan Mira, sedangkan teman-temannya memanggilnya Nadhira atau Dhira.

Mendengar salam dari Mira, Shafa-ibunya-pun segera meninggalkan masakannya dan menghampiri Mira. Mira berjalan mendekati ibunya dan meraih tangan kanan sang ibu untuk ia cium.

"Alhamdulillah... Anak nya ibu udah pulang. Gimana perjalanannya?" Ucap sang ibu setelah menjawab salam dari Mira.

"Alhamdulillah, lancar, Bu" jawab Mira sambil tersenyum.

"Mas-mu mana?" Tanya Rani saat sadar tidak ada anak pertamanya yang ikut masuk.

"Masih diluar, Bu" Ucap Mira.

"Yaudah. Masuk kamar dulu sana! Ibu masih mau ngelanjutin masaknya" ujar Rani sambil kembali ke dapur karena takut masakannya gosong.

Mira pun kembali kedepan rumahnya untuk memindah barang-barangnya yang masih diluar ke dalam kamarnya. Mira adalah seorang santri yang hari ini boyong-sebutan untuk para santri yang pulang kerumahnya dan tidak kembali ke pondok lagi- .
Saat sampai diluar, ia melihat Arfan-Kakak laki-lakinya- sedang menerima telepon dari seseorang. Ia pun segera membawa barang-barangnya yang ternyata sudah berada diluar bagasi mobil.

"Dek, perlu dibantuin?" Tanya Arfan sambil menjauhkan teleponnya.

"Nggak usah, Mas. Mas Arfan teleponan aja. Ini biar adek yang mindahin ke kamar" ujar Mira.

Arfan mengangguk sebelum kembali menempelkan telepon ke telinganya lagi. Mira pun segera memindahkan barang-barangnya

🪶 🪶 🪶

"Bu, Maira mana?" Tanya Mira setelah menghampiri ibunya di taman belakang.

"Adek belum pulang, Mbak. Tadi izin keluar sama temennya" jawab Rani sambil menyiram tanaman.

"Oh, iya. Tadi katanya kamu disuruh telepon adek kalo udah sampe rumah" lanjut Rani.

Setelah itu, Mira pun berusaha menghubungi nomor adiknya.

Tut...
Tut...
Tut...

"Assalamualaikum, Mbak. Udah dirumah?" Tanya adiknya saat telepon mereka sudah tersambung.

"Wa'alaikumussalam. Iya, ini udah dirumah. Baru aja selesai beres-beres. Kenapa? Kata ibu suruh telepon kamu" tanya Mira to the point.

"Oh, iya. Mbak Mira bisa kesini, nggak?" Ucap Maira-adik Mira- .

"Ngapain?" Tanya Mira bingung.

"Ya, nggak papa, sih. Cuma pingin ngenalin Mbak Mira ke temenku. Sekalian jemputan pulang. Hehehh..." jawab Maira.

"Huhh.. kamu 'tuh ya. Kakak baru pulang, loh. Udah disuruh jemput aja" omel Mira pada adiknya.

"Heheh... Nggak papa, Mbak. Sekalian keluar, biar nggak dirumah terus. Emangnya, Mbak Mira nggak bosen dipondok nggak keluar, dirumah juga nggak keluar?" Ucap sang adik berusaha membujuk agar kakaknya mau datang.

"Yaudah, yaudah. Kamu dimana? Biar Mbak siap-siap sekarang" ucap Mira pasrah.

Maira menyebutkan nama salah satu kedai kopi yang cukup terkenal di kota itu sebelum mematikan sambungan teleponnya.
Mira pun segera menghampiri ibunya untuk berpamitan setelah mengganti pakaiannya.

"Bu, Mira izin keluar, ya. Mau jemput Maira" pamit Mira pada ibunya.

"Iya, hati-hati, ya. Jangan ngebut!" Ucap ibunya sambil menyodorkan tangannya untuk dicium oleh Mira.

Setelah itu, Mira pun berangkat menggunakan sepeda motor scoopy putih kesayangannya.

🪶 🪶 🪶

Mira segera menghampiri adiknya setelah melihat keberadaannya.

"Ra" panggil Mira.

"Eh, udah sampe. Duduk dulu, Mbak" ucap Maira sambil tersenyum.

"Ngapain? Udah, ayok pulang!" Ujar Mira.

"Kan tadi Mai udah ngomong kalo Mai mau ngenalin Mbak Mira ke temennya Mai! Udah duduk dulu" Ucap Maira memaksa.

Mira pun duduk di depan Maira sambil mendatarkan wajahnya. Sedangkan Maira sudah senyum senyum sendiri melihat wajah terpaksa kakaknya.
Tak lama, seorang lelaki datang dan menghampiri mereka berdua.

"Nah, ini orangnya. Sini, Sa!" Panggil Maira pada laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menoleh dan segera kembali ke tempat duduknya yang semula.

"Siapa, Ra?" Tanya Aksa

"Sa, kenalin Mbak Mira alias kembaran gue. Mbak Mir, ini sahabat aku, Aksa" Ujar Maira memperkenalkan

Ya, Mira dan Maira adalah saudara kembar dengan Mira sebagai kakaknya. Tapi mereka kembar tidak identik.
Aksa melihat ke arah Mira sambil tersenyum dan mengangguk. Mira pun melakukan hal yang sama. Setelah itu, Aksa kembali duduk di sebelah Maira.

"Berarti Mira ini seumuran dong sama kita?" Tanya Aksa yang hanya dibalas Mira dengan senyuman kecil.

"Maaf, ya, Sa. Mbakku ini emang cuek banget sama orang yang baru dia kenal" Ucap Maira saat melihat reaksi Mira.

"Oh, iya. Nggak pa-pa, Ra. Udah mau pulang?" Tanya Aksa lagi. Kali ini, Ia melihat ke arah Maira.

"Iya, nih, Sa. Mbak Mira baru pulang dari pesantrennya, jadi mau istirahat" Balas Maira.

Maira pun berpamitan pada Aksa sebelum meninggalkan Aksa sendiri di kafe tadi. Sedangkan Mira langsung pergi saat Maira baru berdiri dari tempat duduknya. Maira pun segera menyusul kakaknya yang sudah siap dengan sepeda motor scoopy putihnya.

"Mbak Mira, ih! Jangan cuek-cuek kenapa, sih?! Itu 'tuh sahabatnya Mai. Kan Mai jadi nggak enak" Ucap Maira saat Ia sudah menaiki jok belakang sepeda motor kakaknya.

"Kan teman kamu, bukan temennya Mbak. Lagian, ya, Mai. Dia itu laki-laki! Kamu tau 'kan Mbak anti sama yang namanya laki-laki" Ujar Mira.

"Iya deh, iyaa. Bu nyai" Jawab Maira sebelum tertawa.

"Apaan, sih, Mai?!" Ucap Mira yang juga tertawa setelahnya

Tling...

Aksa : Ra, nanti minta nomornya Mira, ya!

Maira : Mau ngapain? Jangan main-main sama kembaran gue!!

Aksa : Yaelah, Ra! Nggak berani gue mau mainin kembaran sahabat gue😆

Maira : Ya, nanti gue kirimin nomornya

Aksa : Ok, makasih😙

Maira : Geli banget, sih!!______________________________________
Assalamualaikum, guys!
Hai hai hai!!!
Gimana, guys??
Masih belum sih yaa kan masih awal heheheh....
Ok, tungguin aku up lagi ya, guys..
Jangan bosen bosen nunggu author up hehehh...
Ok see you in the next chapter 😉
Ditunggu komen sama vote nya ok❤️

AlmairaWhere stories live. Discover now