(16) Puaskan Aku Dulu

6.8K 717 182
                                    

Happy 30k views!!!!

.
.
.
.
.
.
.

"Ayolah, Sayang. Hanya sebentar."

Jennie melirik Yuta yang kali ini bergabung bersama mereka horor. Pria muda itu menolak melakukan kontak mata. Saat ada Taehyung, Yuta hanya akan tunduk pada pria itu. Mereka hanya bisa berkomplot selagi Taehyung tak ada, jadi nampaknya Jennie harus menyelamatkan diri dengan kemampuannya sendiri.

"Kenapa tak kau lakukan dengan mulutmu sendiri? Suruh Yuta saja." Jennie menolak.

"Mulut Yuta beracun, dia hanya akan mengacaukan segalanya."

Jennie enggan peduli. Ia menarik kembali kursinya lebih dekat dengan meja. Kembali meraih garpu dan pisau, ia hanya mencoba mengancam seandainya Taehyung masih memaksa. Jennie pikir ajakan makan malam di restoran bintang lima ini sebagai bentuk kesepakatan bahwa Taehyung memilih berdamai, tak akan mengusik kandungannya lagi sehingga Jennie yang kelaparan membabat habis semua hidangan pembuka dan kini kembali mengisi perutnya dengan menu utama. Jennie memang curiga sejak Yuta yang biasanya cuma menjadi penonton ketika majikannya makan malah duduk bersama dalam satu meja. Rupanya dua pria ini sedang melibatkan Jennie dalam sebuah perundingan yang menyakitkan hati.

"Mungkin terlebih dulu Anda perlu meyakinkan Nona, bahwa tujuan Anda memintanya mengontak Nona Manoban murni bisnis Bos," interupsi Yuta.

Taehyung menatap Jennie lagi. Sambil sibuk makan perempuan itu sempat meliriknya dengan mendelik, membuat Taehyung sadar perkataan Yuta ada benarnya. Jennie akhir-akhir ini mudah cemburu. Perilakunya ketika hamil sungguh membuat Taehyung gemas. Selain itu Jennie menjadi banyak makan. Lemak yang bertambah sedikit di tubuhnya justru membuat proporsi tubuhnya kian menggila.

"Bukannya aku sudah berjanji tidak akan main perempuan selagi kau bersikap baik? Apa yang kau takutkan dari Lalisa? Dia jelas bukan tipeku," tutur Taehyung disambut suara Yuta yang terbatuk.

Dua sejoli itu melirik Yuta galak.

"Wasabi-nya pedas," kata pria muda itu sembari mencolek kembali wasabi di piringnya dengan sumpit.

"Kenapa Anda masih juga berusaha membuat saya terkesan? Kita-yang ada di ruangan ini, sudah sama-sama tahu belang Anda, Bos," kata Jennie juga sembari menekankan kata 'Bos' di belakang kalimatnya. Menyalin bagaimana ketika Yuta bicara dengan tuannya.

Jennie dan Yuta beradu tinju di bawah meja diam-diam, sementara Taehyung nampak terpekur sesaat setelah mendengar penuturan Jennie. Merasa dituduh, meski juga sadar bukan orang baik. Dahulu Jennie segan padanya sebab sikap Taehyung begitu ramah dan santun. Sekarang perempuan itu menjadi seenaknya setelah Taehyung membuka topeng, pun ia selalu bicara tanpa peduli perasaan Taehyung. Ada kalanya Taehyung rindu menjadi penipu.

"Tapi Lalisa memang kaya raya. Dia menjadi sangat kaya hanya dengan satu merek dagang yang setelah diwariskan padanya berhasil menembus pasar dunia. Kalau aku bisa mengajaknya bergabung dengan Victory Group, brand-brand perusahaanku pastinya bisa menjangkau pasar dunia juga," ujar pria itu sembari pandangannya menerawang. Senyum setannya kadang terbit membuat Jennie bergidik.

Pria ini rupanya belum cukup dengan hartanya. Setelah ia berhasil menaungi banyak brand terkenal Korea Selatan ia masih ingin melebarkan sayap ke luar negeri. Tahu potensi produk-produk yang dihasilkan garmen miliknya mampu menarik perhatian orang-orang luar. Jennie akui untuk masalah pekerjaan Kim Taehyung sangat ambisius. Dia sangat keras dalam memimpin, namun orang-orang senang bekerja padanya. Menurut kabar karyawan dari perusahaan Taehyung sangatlah makmur. Banyak bonus diberikan, namun pria itu juga pandai mengatur keuangan perusahaannya. Investasi di mana-mana. Tidak heran jika dalam waktu singkat dia mampu mengakusisi banyak perusahaan besar. Bahkan saat Jennie masih bersama Jungkook, dirinya pun selalu memuji perkembangan pria itu.

WIDOW [✓]Where stories live. Discover now