(7) Ruby Jane

5.5K 809 276
                                    

Ini di luar kuasa Taehyung.

Dia tidak bisa melihat orang sekarat. Dia takut. Maka sejak Nakamoto Yuta memasuki kamar itu, ia membiarkan pria muda itu membopong Jennie keluar sementara ia berlari di belakang  dengan pikiran kosong. Darah di mana-mana. Kemeja Taehyung bahkan sudah berubah warna. Telapak tangannya penuh dengan warna merah. Bau anyir itu hampir membuatnya pingsan.

Sekelebat bayang-banyang masa lalu menghantuinya. Seolah akan terjadi lagi. Seolah ia akan kehilangan Jennie Kim untuk ke sekian kali. Senyum Jungkook terasa meledeknya saat ini. Tapi ... pria itu sudah mati.

"Aku naksir gadis itu. Maukah kau mengenalkannya padaku?"

Taehyung tidak boleh kalah, bahkan jika pria itu bangkit hidup kembali dan merebut Jennie Kim darinya, Taehyung tidak akan membiarkannya.

Mobil yang dikendarai Yuta melesat dengan cepat, namun Taehyung di kursi belakang tetap mengomel bahwa pria itu berkendara terlalu pelan.  Dia tidak cukup percaya diri bisa menyelamatkan Jennie sehingga dia terus berkata, "Dia akan mati, Nakamoto Yuta. Dia akan mati."

Kericuhannya tak hanya sampai di sana. Ketika mereka sampai di unit gawat darurat, Taehyung juga mulai berteriak pada semua orang. Meluapkan amarah memuakkan membuat manusia-manusia yang sibuk menyelamatkan nyawa orang itu tersinggung. Nyaris mereka menyuntik mati pria gila itu jika saja mereka tidak ingat bahwa sebagian alat medis telah pria itu investasikan di rumah sakit tersebut.

Maka Yuta sempat memijit keningnya beberapa lama menyaksikan tuannya hanya berusaha memperlambat kematian seseorang dengan keributan yang ia buat. Dia hampir meminta salah seorang dokter membawakan obat bius. Namun tahu itu baru akan berhasil setelah bermenit-menit, Yuta menggulung lengan bajunya. Dihampirinya pria itu dengan langkah-langkah mantap. Kemudian, ditamparnya pipi pria itu tiga kali.

'Plak! Plak! Plak!'

Semua orang terdiam.

"Tolong, tetaplah waras kalau Anda ingin perempuan itu tetap hidup," kata Yuta tanpa rasa takut.

Memang hanya Yuta yang berani berkata seenaknya pada Taehyung. Hanya dia yang berani memukul pria itu di saat semua orang bahkan takut menatapnya. Hebatnya lagi, kebengisan pria Kim itu seolah lenyap. Sorot matanya berubah teduh, dan ia pelan-pelan mengikuti Yuta meninggalkan unit gawat darurat.

"Anda harus menunggu. Di sini mereka ahlinya, bukan Anda," kata pria muda itu begitu mereka duduk di ruang tunggu.

Taehyung tidak berkata-kata lagi. Setelah cukup lama mengamuk, nampaknya dia kehilangan banyak energi. Pria itu kini lemas dan lengah. Apa yang kita saksikan sebelum  ini mungkin adalah fenomena kesurupan.

"Saya belum pernah melihat Anda seperti ini. Sebenarnya perempuan itu siapa?" tanya Yuta lagi.

Namun Taehyung tidak pernah menjawab.

Anggaplah Jennie itu perempuan jahat. Jahat sekali. Selain itu dia juga bodoh. Dia lemah, namun pembangkang. Tidak ada bagus-bagusnya dia selain wajah dan tubuhnya. Begitu yang Yuta dengar dari bosnya. Namun kini ia semakin yakin hubungan keduanya tak sesederhana itu. Jika hanya demi seorang jalang, tuannya tidak pernah berminat lebih. Sebut saja Heejin, dia sudah seperti pelacur bagi Taehyung, bahkan dia tidak pernah dibayar. Baik dengan materi, apalagi hati. Jika mau dibandingkan, Eunbi—sekretaris Taehyung, jelas lebih pintar karena saldo rekeningnya bisa membengkak sekali saja dia berurusan dengan Taehyung.

Taehyung juga bilang pada Yuta bahwa ia akan membuang Jennie setelah menidurinya, namun lihat siapa sekarang yang hampir gila karena calon barang buangannya nyaris mati? Yuta benar-benar tak habis pikir ada manusia sebodoh Kim Taehyung.

WIDOW [✓]Where stories live. Discover now