Chapter 24 || She is Crazy

Start from the beginning
                                    

"Jahat sekali kau, Ray!" ucap Vallen dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Kau sendiri yang berulah."

Vallen berdecak kemudian ia berucap, "Ketiduran bentar."

Raymond menatap Vallen dengan sinis kemudian ia membuang pandangannya ke arah lain. "Dan membuatku khawatir?"

"Wow? Kau bisa khawatir juga kepadaku? Sulit dipercaya," ucap Vallen dengan santai.

"Sudahlah, aku mau keluar."

Saat Raymond hendak pergi dengan tergesa Vallen langsung menarik tangan Raymond dengan keras agar pria itu tidak kemana-mana.

"Bantuin, Ray!"

"Mandi?"

"Brengsek!"

"Terus kau minta bantuan apa Nona Vallen yang terhormat!" kesal Raymond.

"Aku tidak bisa berdiri Ray, kakiku tiba-tiba saja sakit," ucap Vallen sembari memberi tatapan memelasnya.

"Kram?" tanya Raymond sedangkan Vallen mengangguk kecil.

"Sudah mandi?"

"Badanku masih cukup wangi, Ray. Aku tidak akan mandi," ucap Vallen dengan santainya.

Raymond menghela nafas sejenak kemudian ia langsung saja mengeluarkan tubuh Vallen di bathtub dan menggendongnya.

Raymond membawa Vallen ke ranjang gadis itu dan merebahkannya di sana.

"Masih sakit?" tanya Raymond.

"Sedikit. Tak apa kau bisa keluar, Ray nanti juga sembuh sendiri," ucap Vallen.

Bukannya keluar, Raymond lebih memilih untuk memijat kaki Vallen sebentar.

"Ray?" panggil Vallen.

"Hmm?"

"Coba tatap aku," pinta Vallen.

Raymond bingung apa maksud permintaan Vallen. Karena tak ingin berpikir keras ia pun memutuskan untuk menatap Vallen.

"Mataku bermasalah, Ray?" tanya Vallen.

"Kenapa? Mata kau tak bisa melihat?"


Bugh!

Vallen langsung saja melemparkan bantal ke wajah Raymond karena mendengar ucapan tersebut. "Shit! Kau kira aku buta!"

"Jadi kenapa kau memintaku menatapmu?" kesal Raymond.

"Aku baru sadar sesuatu," jeda Vallen. Raymond mengalihkan atensinya pada Vallen, ia penasaran apa yang akan diucapkan gadis itu. Apa gadis itu punya masalah? Atau ia punya penyakit lain? Sepertinya hal mustahil apa yang ada dipikirannya ini.

"Val?"

"Aku baru sadar ternyata kau cukup tampan, Ray! Astaga!" heboh Vallen yang membuat Raymond lagi-lagi harus menghela nafas lelah.

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now