Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation

Start from the beginning
                                    

Jeno terus mengikuti mobil Jackson dalam jarak yang aman agar tidak ketahuan.

Cukup Jauh Jeno mengikuti Jackson hingga mobil Jackson berbelok ke kiri, masuk ke dalam gang perumahan. Saat ia melihat GPS di mobilnya, jalan itu adalah jalan buntu. Jadi ia menepikan mobilnya di pinggir jalan yang tidak jauh dari sana.

Jeno memperhatikan sekelilingnya untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya. Namun, nyatanya suasanya di sekelilingnya justru sangat sepi dari apa yang ia bayangkan. Bahkan hewan seperti anjing atau kucing tidak ada terlihat sama sekali di sana.

Setelah memperhatikan sekeliling dengan singkat, ia kemudian keluar dari mobil dan mulai berjalan masuk ke jalan gang perumahan tersebut.

Jeno terlebih dahulu mengintip jalanan gang itu untuk melihat keadaan. Ia melihat mobil milik Jackson berhenti tepat di ujung jalan buntu. Ia juga melihat di ujung jalan itu ada sebuah anak tangga yang terbuat dari batu bata merah berjumlah 12 anak tangga dan terlihat usang.

Jackson dan Yugyeom terlihat baru saja keluar dari mobil dan langsung menuju anak tangga tersebut.

Setelah Jackson dan Yugyeom sudah tak terlihat lagi, Jeno mulai berjalan mendekati mobil milik Jackson. Ia lalu meletakkan cip pelacak tepat di bawah bemper belakang mobil tersebut. Lalu ia menuju ke anak tangga yang baru saja di lalui oleh Jackson dan Yugyeom. Ia naik ke anak tangga itu dengan sangat berhati-hati sambil perlahan memperhatikan sekelilingnya.

Saat Jeno sudah dapat melihat jelas apa yang ada di atas anak tangga tersebut, ia kemudian beralih bersembunyi di balik pohon besar yang ada tepat di samping kiri atas tangga. Ia mengintai keadaan di depannya dari balik pohon besar itu.

Jeno memperhatikan sebuah rumah beton berwarna putih kusam yang memiliki banyak jendela. Di mana jendela tersebut terlihat di halangi oleh kain berwarna kelabu.

Jeno sekali lagi memperhatikan sekelilingnya, setelah di rasa benar-benar aman, ia mulai berjalan menuju rumah tersebut dan mendekati salah satu jendela yang terdapat sedikit cela untuk dirinya dapat melihat keadaan di dalam rumah tersebut.

Awalnya Jeno tidak melihat sesuatu apa pun yang ada di dalam rumah tersebut. Namun, setelah menunggu beberapa detik, muncul seseorang dengan pakaian serba hitam serta mengenakan masker respirator sambil membawa sebuah tabung yang di dalamnya penuh dengan asap. Jackson dan Yugyeom pun juga muncul beberapa detik setelahnya.

Jeno menempelkan daun telinganya pada kaca jendela di hadapannya agar ia dapat mendengar percakapan yang mereka bicarakan di dalam sana. Walau pun hanya suara sama-samar yang dapat ia dengarkan, tetapi itu masih bisa dimengerti bagi Jeno.

"Berapa yang kau buat?"

"Tentu saja hanya satu. Kau tahu sendiri, kan, seberapa mahalnya harga bahan ini. Selain itu aku juga membutuhkan waktu satu tahun lebih hanya untuk membuat satu racun ini."

"Ya, ya, ya, ya, aku tahu. Tapi tetap saja aku berharap kau membuat racunnya lebih dari satu."

"Cih, dasar tidak tahu di untung. Masih beruntung aku mau membuatkannya secara gratis untukmu."

"Oke, i'm sorry. Terima kasih telah membuatkannya."

"Aku memang membuatkan satu racun saja dalam bentuk cair, tapi aku membuatkan satu racun lagi dalam bentuk yang lain."

". . ."

Jeno kembali mengintip untuk mengetahui apa yang mereka lakukan. Ia melihat orang yang memakain masker respirator mengeluarkan benda dari dalam tabung yang penuh dengan asap putih itu. Benda itu berbentuk seperti mata pisau. Namun, terlihat sedikit lebih tebal dan transparan.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Where stories live. Discover now