1 | you're gonna be my best friend, baby

Start from the beginning
                                    

Tak bisa dibayangkan, otak mereka seencer apa.

"Nggak ke kantin?"

"Hah?"

Aqila tertawa kecil melihat respon Aluna. "Ayo ke kantin. Beradaptasi juga butuh makan."

Kini mereka berdua sedang berjalan menuju kantin utama yang selalu ramai itu. Tadinya sih Aqila mau mengajak Aluna berkeliling Merah Putih, tapi sepertinya waktu 30 menit tidak akan cukup untuk mengelilingi sekolah yang sangat amat luas ini. Kantin dan toilet adalah dua hal yang perlu Aluna tau terlebih dahulu. Jadi Aqila menunjukan dua tempat itu terlebih dahulu. Sisanya nanti.

Dari keluar kelas sampai di kantin, Aluna hanya mengekori Aqila. Kemana pun Aqila pergi, Aluna juga ikut. Mereka berdua duduk di meja paling sudut karna meja lain sudah dipenuhi oleh kakak kelas mereka. Aluna menoleh, menatap meja yang paling ribut. Berani sekali, padahal masih murid baru ributnya sudah melebihi meja Kakak kelasnya yang lain.

"Nggak usah heran, mereka emang kayak gitu," Aqila kembali menikmati makanannya, "dari SMP udah berisik banget kayak gitu. Gue bingung mereka masuk lewat jalur apa. Kok Merah Putih mau nerima murid kayak mereka ya?"

"Mereka dari Mandala juga?"

"Iya. Tapi yang gue kenal cuma Dicky, Eric sama Darel. Yang lain bukan dari Mandala."

Baru saja Aluna hendak menanggapi ucapan Aqila, sepiring nasi goreng yang ditaruh di samping lengannya itu membuat Aluna mendongak, menatap orang itu.

"Misi dong, ini meja gue."

"Ta—"

"Iya maaf Kak," Aqila langsung menarik lengan Aluna hingga bangkit dari sana, "kita cari meja lain."

"Yang lain kan udah penuh?"

"Ayo cepet."

Mau tak mau Aluna membawa makanannya, ikut kemana pun Aqila membawanya. Walaupun Merah Putih dikenal sebagai sekolah dengan solidaritas antar angkatan yang tinggi, tapi tak menutup kemungkinan Kakak kelas seperti tadi juga ada di sini.

"Qila! Sini!" teriak perempuan dari salah satu meja yang sudah penuh tapi masih ada satu kursi kosong di sana.

Senyum tercetak di bibir Aqila, ia membawa Aluna menuju meja itu dan langsung duduk di sana. Meninggalkan Aluna sendiri berdiri dengan raut wajah yang binggung.

"Eh lo bawa temen?" ucapnya lalu bangkit dari duduknya, "lo duduk sini aja, biar gue yang cari kursi baru."

Namanya Yania, perempuan baik hati yang sudah memanggil mereka agar gabung dengan meja kelasnya. Dan kini Yania juga yang ingin mencari kursi baru agar ia bisa duduk.

"Nggak usah," potong Aluna langsung, "gue cari sendiri aja."

Yania menatap meja di sekelilingnya, lalu menunjuk meja yang paling ribut tadi. "Itu tuh! Minta aja sama Dicky, palingan kursinya nggak dipake."

Aluna langsung berjalan menuju meja itu, menarik salah satu kursi yang kosong tak terpakai. Tapi kursi itu langsung ditahan oleh laki-laki bernama Dicky itu. "Eits, mau lo bawa kemana kursi gue?"

"Pinjam," ucap Aluna, "kursinya nggak dipakai kan?"

Dikcy menaikan kakinya ke atas kursi itu. "Kursinya gue pakai, cari yang lain aja."

Baru saja Aluna ingin marah, tapi Aqila sudah lebih dulu memukul pelan lengan Dicky lalu menjatuhkan kaki Dicky dari kursi itu. Kelihatannya Aqila memang dekat sama Dicky.

"Nggak usah ngajak ribut, lo masih murid baru di sini," kesal Aqila membuat Dicky tertawa kecil.

"Biasa aja dong neng," jawab Dicky, "lagian gue nggak boong, kursi ini buat Saga—"

love me wellWhere stories live. Discover now