Chapter 14

373 75 18
                                    

14. KERJA SAMPINGAN

________

"Des, plis gue lagi galau banget" ucap Aina frustasi. Ia sudah habis kesabaran karna belakangan ini kripik singkong yang ia buat tidak laku-laku semenjak orang-orang tahu Rifqi menyukainya. Tadinya banyak yang respeck pada Aina, tapi melihat Rifqi yang kemarin-kemarin mepet-mepet terus, jadi mereka malas.

Maklum, siapa gadis yang tak suka dengan Rifqi? Mereka merasakan patah hati nasional saat tahu Rifqi menyukai Aina.

"Galau kenapa Ay? Soal Rifqi? Kan udah lo jauhin, dia juga udah gak samperin lo ke kelas lagi, capek kali dia di tolak mulu!"

"Bukan itu, gue butuh kerjaan! Plis, lo punya info gak?"

Dessy mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari seolah sedang berfikir, "Hm. Kayanya ada, tapi apa lo mau?"

"Emangnya apa?" Dessy mendekat, kemudian berbisik. "WHAT? GUE GAK ADA KEMAMPUAN JADI USTADZAH DADAKAN ANJIRRRR!" teriakan Aina berhasil membuat beberapa murid di kelas meliriknya.

"Goblok banget suara lo gak bisa di kecilin apa hah?" kesal Dessy.

"Ya abis, lo yang bener aja gue di suruh ceramah di pengajian ibu-ibu, sementara gue gak ada bakat anjir!"

"Ya terserah, kemarin sih nyokap gue nyari karna dia gak bisa, soalnya udah janji di pengajian tempat lain. Ya kalau lo mau nanti gue kasih tau alamatnya, lumayan sih di bayar 300k, cuman 2 jam ceramah"

"SERIUSAN?"

"AINA TOLOLLLLLL!"

Aina langsung menutup mulutnya rapat-rapat. "Oke gue mau,"

"Serius mau?" Aina mengangguk cepat, tak apalah ia harus menjadi ustazah dadakan yang penting duit 300 ribu bisa ia dapatkan demi membeli pempers untuk Bintang. Selama ini ia berbohong pada Andra bahwa jualannya laku, ia hanya kasihan jika semua Andra yang menanggung sementara gaji'nya pas-pas'an. "Oke kalau lo mau, gue bakalan bilang sama nyokap biar dia bilang ke yang punya acara kalau udah ada penggantinya"

Sebenarnya Aina tidak bodoh urusan agama, tapi kalau harus ceramah di depan banyak orang, ia tidak percaya diri.

"Lo cuman harus pikirin tema yang bagus aja buat pengajian nanti. Dan ya, lo juga pake baju gamis nanti"

"Yaiyalah gue juga tau anjir, masa gue ke pengajian pake baju penganten!"

"Habis maghrib ya Ay!"

"What? Abis maghrib?"

"Iya,"

Aduh gawat. Bintang gue titipin ke siapa ya? Hm, oh iya gimana kalau ke janda sebelah kontrakan dulu aja, cuman dua jam, gak masalah lah.

°°°°

Untung saja janda anak 2 yang bernama Naomi itu mau sementara mengasuh Bintang, lagi pula Bintang bukan anak yang nakal, apalagi rewel tidak jelas. Ia akan rewel apabila merasa tidak nyaman, namun sepertinya Bintang nyaman bersama Naomi, mungkin karna wajahnya yang cantik membuat jiwa-jiwa calon playboy terbesit dalam diri seorang Bintang. ups!

Aina datang ke tempat pengajian, urusan tema'nya nanti apa gampanglah, yang terpenting ia bisa duduk di depan para ibu-ibu dengan percayadiri dulu saja. Omong-omong ia tak meminta izin pada Andra, pasti pria itu akan menertawakannya.

"Hai semua" sapa Aina. Melihat ekspresi ibu-ibu yang nampak melongo, lantas Aina baru sadar bahwa sapaan'nya tadi salah. "Assalamualaikum ibu-ibu"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab serempak.

Weird Wedding ✓Where stories live. Discover now