Genre : Fiksi remaja, romance, comedy.
_________
"HEH AINA, JADI KAMU SEBENARNYA HAMIL? PANTES DI DALEM TERUS, JARANG KELUAR. TIBA-TIBA PUNYA BAYI AJA"
"IYA IH GAK NYANGKA!"
"USIR AJA MEREKA DARI SINI"
"USIR!"
Pak RT menghentikan sorokan dari warg...
Aina terbangun, mencium aroma tidak sedap dari sekotiran kamar. Saat ia mendekati Bintang, memastikan apakah aroma tersebut dari Bintang, rupanya benar dan itu adalah aroma....
"AAAAAAAAAA"
GEBRAKKK!!
Aina keluar dari kamar dan terjatuh di atas lantai. Ia benar-benar tak kuasa menahan aroma pup dari bayi mungil seperti Bintang itu.
Lantas kelakuan Aina itu membuat Andra terbangun dari mimpi ganteng'nya, ia mengucak mata dan berdecih, kapan penderitaannya berakhir? Gadis itu slalu mengganggu'nya, pikirnya.
Aina mendekat, duduk di samping Andra yang sudah memposisikan dirinya duduk, mengumpulkan nyawanya sepenuhnya terlebih dahulu.
"GAWAT! SUMPAH GAWATTTT!!!"
Oekk...oekk...
"Ck! Tu Bintang tu nangis, sana lo kasih susu. Kan susu di dus masih ada, bikin sana" kesal Andra, akibat tidurnya di ganggu gugat.
"Di-dia-dia nangis bukan karna mau susu" Aina mengigit bibir bawahnya bingung, bagaimana caranya bicara pada Andra?
"Terus dia mau apa?"
"Dia.."
"Dia apa?"
"DIA BERAKKKKKKKKKKK"
Mata Andra melotot terbelalak, mulutnya menganga membentuk mulut O. Bisa-bisanya tengah malam pukul 01:00 begini, Bintang pup?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Foto di atas hanyalah pemanis]
Oekkk....oekkk..
"Gimana dong?" tanya Aina cemas.
"Ya lo bersihin lah dongo!" sewot Andra.
"Eh gak bisa dong, lo aja yang bersihin"
"APA? gue kan cowok, mana bisa bersihin pup bayi. Lo aja, lo kan cewek, itung-itung belajar. Kali aja ntar kita punya baby" goda Andra sambil mengedipkan sebelah matanya. Sebenarnya ia jijik melakukan tindakan bodoh ini, tapi entah mengapa mulutnya yang tak waras itu gampang sekali mengatur segala ucapan.
"Dih najis amit-amit tujuh turunan gue punya anak dari lo! GAK BISA! LO HARUS BERSIHIN!"
"LO AJA"
"LO"
"LO"
"ELU!!"
"OKE BERDUA!" finish Andra yang kemudian menarik tangan Aina untuk masuk kembali ke kamar.
Bintang berhenti menangis, ia malah tertawa menjengkelkan saat melihat Aina dan Andra mau bekerjasama membersihkan pup'nya.
Perlahan Aina menurunkan celana bayi itu, dan Andra yang membawa celana tersebut ke kamar mandi. "Nanti siapa yang cuci?" tanya Andra sambil menutup hidungnya rapat-rapat karna tak tahan mencium aroma tidak sedap dari pup-nya Bintang.
