"Baiklah Nona," sahut Nabil, lalu ia pergi bersama Vikram untuk memesan makanan untuk dirinya, Vikram, Azi, dan Ainur.

Zeira menggeser sedikit tubuhnya, agar lebih dekat Ainsley, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Ainsley. "Ainsley. Semua bodyguard kamu, tampan-tampan ya? Mereka juga terlihat masih muda, bahkan mungkin ada yang hampir seumuran dengan kita, benar bukan?" bisik Zeira.

"Iya Zeira. Ada yang 17 tahun, 19 tahun, dan 22 tahun. Yang pergi memesan makanan tadi, namanya Nabil yang berusia 22 tahun, dan Vikram yang berusia 19 tahun. Sedangkan, yang di depan kita ini, namanya Azi atau Arfa berumur 17 tahun blasteran Indonesia-Turki," jawab Ainsley dengan ikut memelankan suaranya.

"Lagi dan lagi hanya tentang pria yang menjadi topik utama pembicaraan kamu Zeira," timpal Xena dengan suara keras sambil memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Tidak usah berbicara. Dan biarkan Ainsley memakan makanannya dengan tenang," lanjutnya dengan menatap tajam Zeira.

Zeira hanya cemberut sambil memakan mie baksonya.

Mereka semua makan dengan tenang, sampai bel masuk pun berbunyi.

"Ayo semuanya, kita ke kelas," ujar Ainsley, yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Zeira, Xena, Ainur, Vikram, Nabil, dan Azi.

Mereka semua berjalan bersama-sama. Dengan Azi yang mendorong kursi roda Ainsley, sambil menatap tajam sekitarnya. Karena, ada beberapa orang yang masih menatap Ainsley dengan tatapan menghina, dan ia benci itu.

Tatapan yang mengatakan seolah-olah mereka makhluk sempurna di dunia ini.

"Nona Ainsley, kami akan menunggu di sini. Jika Nona Ainsley butuh sesuatu, atau mau ke toilet, panggil saya saja Nona," kata Ainur.

"Iya Bibi Ainur. Terima kasih. Ainsley masuk dulu." Ainur tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Lima menit setelah mereka bertiga masuk ke kelas, guru mata pelajaran berikutnya pun datang, dan memulai pelajaran.

Hal itu terus berlanjut sampai mata pelajaran terakhir selesai.

Semua siswa dan siswi bersiap-siap pulang setelah mendengar suara bel pulang berbunyi nyaring.

"Perhatian untuk seluruh siswa, siswi, dan para guru yang ada di dalam kelas. Pembelajaran untuk hari ini telah usai, dan kita akan bertemu kembali di besok hari, sekian dan terima kasih," ucap seorang guru perempuan dari kantor pusat yang terdengar di speaker yang ada di dalam kelas mereka.

"Waktu yang paling aku tunggu!" seru Zeira dengan tersenyum lebar, sambil memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas.

Sedangkan Ainsley hanya tersenyum, dan ikut memasukkan semua peralatan menulisnya ke dalam tasnya.

Azi masuk ke dalam kelas dan menatap Ainsley. "Nona Ainsley, mari kita pulang," ujar Azi.

"Tunggu sebentar kakak," sahut Ainsley.

"Zeira, kamu mau pulang sama siapa?" tanya Ainsley.

"Aku pulang dengan Xena. Pulang saja duluan Ainsley. Nanti akan aku bilang kepada Xena bahwa kamu sudah pulang duluan," jawab Zeira dengan tersenyum.

"Apa tidak apa-apa?" tanya Ainsley untuk memastikan.

"Tidak apa-apa Ainsley," jawab Zeira dengan nada meyakinkan.

"Baiklah. Aku pamit pulang duluan ya Zeira. Kalau Xena bawa kendaraan, katakan kepadanya, untuk berhati-hati di jalan, kecepatan kendaraan tidak boleh melewati batas normal," kata Ainsley.

"Aku tidak janji untuk itu Ainsley. Karena, Xena sangat suka membuat jantung orang berdetak cepat secara tiba-tiba dengan melajukan kendaraannya," balas Zeira dengan tersenyum.

PARALYSED [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن