B A B 3

346 120 323
                                    

Ainsley berjalan menelusuri rak-rak buku yang berdiri dan terdapat jajaran novel di dalamnya yang tersusun dengan rapi.

Karena merasa gerah, Ainsley mengikat satu rambutnya yang tergerai itu.

Ainsley menyipitkan matanya dengan pandangan ke atas, lebih tepatnya ke sebuah rak buku bagian atas. Yang di mana, terdapat sebuah buku novel yang menjadi incarannya. Ainsley berjinjit dan mencoba menggapai buku itu, namun itu hanya sia-sia saja. Memiliki tinggi badan yang pendek, mengakibatkan ia susah untuk mengambil sesuatu seperti saat ini di jarak yang tinggi atau lebih dari tinggi badannya. Sampai sebuah tangan mengambil buku itu, membuat Ainsley yang semulanya ingin protes menjadi tidak jadi. Karena, ketika ia membalikkan badannya, ia melihat seorang laki-laki yang seumuran dengannya menatapnya dengan tatapan datar.

Ainsley mengembuskan napasnya pelan, dan berlalu pergi ke arah lain. Asalkan, ia bisa menjauh dari laki-laki tadi. Karena, jujur ia sedang malas berdebat atau bersuara banyak sekarang.

Namun, ketika langkah yang ketiga, seseorang memanggilnya dengan pelan, namun dapat di dengar olehnya. "Hey, kau membutuhkannya, bukan? Ambillah. Aku hanya ingin membantu mu, tadi."

Ainsley kembali membalikkan badannya, menghadap ke laki-laki yang memanggilnya itu. Ia berjalan ke arah laki-laki itu, dan mengangkat satu tangannya untuk meminta buku yang laki-laki itu ambil untuknya. "Terima kasih." Ainsley langsung membalikkan badannya setelah mengucapkan terima kasih dan menerima buku yang diberi oleh laki-laki itu, tanpa menunggu respons atau balasan darinya.

Sementara laki-laki itu hanya menatap datar tubuh pendek Ainsley yang menghilang ketika gadis itu lewat di antara rak buku. Lalu, ia juga berbalik ke arah rak buku yang menjadi tujuannya datang. Yaitu, rak yang buku-buku pelajaran tersusun rapi di dalamnya.

Sambil membaca sinopsis dari novel yang ia ambil tadi, Ainsley menyandarkan tubuhnya di rak buku yang berada di sampingnya. Sebenarnya di toko buku ini, ada meja dan tempat duduk yang di sediakan oleh sang pemilik, untuk orang yang ingin membaca di sana. Keadaan di dalam toko buku itu pun, hening tanpa suara. Hanya terdengar, suara dari kendaraan yang berlalu lintas di jalan yang berada di depan toko buku ini.

Karena, merasa pas dan sesuai dengan yang ia cari. Ainsley menegakkan tubuhnya, lalu berjalan ke arah kasir untuk membayar buku yang ia ambil.

Ainsley langsung pulang ke rumahnya, tanpa pergi ke tempat lain lagi. Ia akan pergi lagi, ketika malam nanti. Untuk pergi ke pasar malam. Jadi, ia pulang ke rumah dulu untuk beristirahat sebentar.

Sesampainya di rumah, ia mendapati sebuah mobil yang tidak asing baginya. Mencoba untuk tidak peduli, karena mungkin ia yang salah mengira dan itu adalah teman atau tamu dari Fida.

Ketika ia masuk ke dalam dengan membuka pintunya, dan menutup kembali. Ia di kaget kan dengan seseorang yang memiliki tubuh yang kecil memeluk kakinya dengan erat.
"Kakak Ainsley, Aldan kangen," tutur seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun itu.

Dia adalah Ardan Jagravi, anak dari Kakak pertamanya. Ardan sudah pandai berbicara, namun ia belum bisa mengucapkan kata 'R', maka ketika berucap sebuah kalimat yang ada kata 'R' nya, maka akan diganti dengan 'L' olehnya. Untuk panggilan Ardan kepadanya, yaitu kakak. Itu Ainsley yang memintanya, karena jika di panggil bibi atau tante. Ia merasa sudah tua, jika dipanggil dengan sebutan itu. Jadi, lebih baik Ardan memanggilnya dengan sebutan kakak saja.

Ainsley mensejajarkan tingginya dengan Ardan, dan langsung menggendongnya dan memeluknya dengan erat. "Kakak juga kangen kamu, sayang." Ucap Ainsley.

Sambil menggendong keponakannya itu, Ainsley berjalan ke arah ruang tamu. Di sana, sudah ada Fida, Vadim dan juga Geffie.

PARALYSED [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora