B A B 17

85 25 95
                                    

"Ainsley. Kamu memesan apa? Nanti aku pesankan, sekalian dengan pesanannya Zeira," tanya Xena.

"Mie goreng satu porsi, batagor satu porsi, dan minumannya air mineral kemasan botol," jawab Ainsley.

"Aku pesan mie bakso, dan minumannya jus jeruk," timpal Zeira.

Setelahnya Xena pergi memesan makanan dan minuman pesanan dirinya dan kedua sahabatnya.

"Ainsley. Menurut kamu, ketua kelas kita yang tadi, tampan atau tidak? Tetapi, aku rasa kamu akan menjawab tampan. Karena, dia memang tampan bahkan sangat tampan. Mungkin jika dia sering keluar kelas, dia pasti akan menjadi siswa yang terkenal akan ketampanannya, dan juga kepintaran yang ia miliki. Sayangnya, dia lebih sering di kelas. Hanya akan keluar jika diminta tolong guru, atau mau pergi ke toilet," tanya Zeira dengan menopang dagu dengan tangannya, dan menatap Ainsley.

"Dia yang tadi? Aku pernah bertemu dengannya. Dan menurutku dia biasa saja," jawab Ainsley.

"Apa! Kamu bilang dia biasa saja! Astaga, Ainsley! Dia tampan, dan kamu tidak bisa menyangkal akan hal itu," pekik Zeira yang membuat mereka ditatap oleh banyak orang.

"Zeira, pelankan suaramu. Kita menjadi pusat perhatian, karena suaramu yang besar," pinta Ainsley dengan pelan kepada Zeira.

Zeira tersenyum dengan memperlihatkan giginya kepada semua orang. "Maaf ya semuanya. Silakan lanjutkan," kata Zeira.

"Zeira," panggil Ainsley.

"Ya, ada apa sahabatku?" sahut Zeira.

"Kamu suka baca novel atau tidak? Aku punya banyak novel di rumah. Jika kamu suka baca novel, aku akan memberikannya nanti," tanya Ainsley.

"Novel? Aku suka baca novel. Kebetulan, novel yang di rumah aku sudah dibaca semua, jadi karena kamu mau memberikan novel kepadaku, aku tidak perlu membeli lagi. Karena, jujur aku sedang malas keluar rumah sekarang," jawab Zeira dengan tersenyum lebar.

"Baiklah. Nanti besok, aku akan membawakannya untuk kamu. Kamu bisa pilih mana yang kamu suka." Zeira hanya menganggukkan kepalanya, sambil mengacungkan jempol kepada Ainsley.

Ainsley mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku seragamnya, dan menekan nomor Ainur, untuk dipanggil.
"Assalamu'alaikum bibi Ainur. Bibi dan yang lainnya kenapa tidak ikut ke kantin? Ayo makan bersama Ainsley dan teman-teman Ainsley di sini," ujar Ainsley.

"Wa'alaikumussalam Nona Ainsley. Baiklah kami semua akan ke sana." Setelah mengucapkan salam dan dijawab Ainur, Ainsley mematikan sambungan teleponnya.

Sedangkan Zeira sibuk dengan ponselnya, bermain game. Bukan game online, tetapi game offline. Karena, Zeira tidak mau menguras kuotanya hanya untuk game online.

Tidak berapa lama, Xena datang dengan membawa nampan yang di atasnya ada makanan dan minuman milik mereka bertiga, hal itu bersamaan dengan Ainur, Azi, Vikram, dan Nabil yang datang mendekati mereka. "Maaf Xena. Aku tidak bisa membantumu," ucap Ainsley, karena melihat yang dibawakan Xena cukup banyak, namun ia tidak bisa membantunya.

"Tidak apa-apa," sahut Xena dengan tersenyum, lalu meletakkan nampan tersebut di atas meja.

"Ambil milik masing-masing ya," lanjutnya.

"Bibi Ainur, dan kakak-kakak. Kita makan bersama saja. Ainsley tahu, kalian belum makan. Kalau pun ada, pasti hanya sedikit. Jadi, pesanlah makanan, lalu kita makan bersama di meja ini," pinta Ainsley.

"Baiklah Nona Ainsley. Tetapi, biarkan kami duduk dan makan di meja yang berbeda saja," sahut Nabil.

"Tidak kakak. Aku mau kalian makan bersama kami. Jangan merasa tidak enak," tolak Ainsley dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

PARALYSED [END]Where stories live. Discover now