B A B 15

123 36 83
                                    

Ainsley merapikan dasinya, dan menatap pantulan dirinya di cermin. Ainsley telah siap dengan seragamnya.

Ini adalah hari pertama ia menjadi siswa di SMA Aerglo. Ia tidak sabar merasakan masa putih abu-abu, dan memiliki teman di sana.

Tok, tok, tok

Setelah mengetuk pintu, Fida masuk ke dalam kamar Ainsley. "Bagaimana? Apa kamu sudah siap sayang?" tanya Fida.

"Iya mama. Ainsley sudah siap untuk pergi dan belajar di SMA Aerglo," jawab Ainsley dengan tersenyum manis.

"Ya sudah. Ayo kita turun ke bawah ya. Kita sarapan pagi bersama dengan yang lainnya," tutur Fida.

"Mama. Apa kakak Aqila juga sudah di ruang makan? Soalnya, ketika Ainsley bangun, Ainsley tidak melihat kakak di kamar," tanya Ainsley.

"Iya sayang. Kakak kamu mandi di kamarnya dan suaminya di sini. Setelah mandi langsung ke ruang makan" jawab Fida.

"Berhenti sebentar Mama," pinta Ainsley, Fida memberhentikan dorongannya di kursi roda yang diduduki Ainsley.

"Mama. Sebaiknya, Mama memaafkan kakak Ikhsan. Dia melakukan itu karena, dia dibutakan oleh rasa bencinya. Ainsley yakin bahwa kakak Ikhsan memiliki rasa sayang kepada Ainsley, walaupun hanya sedikit. Ainsley selalu berpikir seperti ini ketika kakak melakukan hal tersebut kepada Ainsley,
saat Ainsley memaafkan orang lain, berarti Ainsley telah memulihkan hati dua orang sekaligus. Hati kakak yang berbuat salah, dan hati Ainsley yang ikhlas menerima. Memaafkan bukan melupakan. Memaafkan itu untuk melepaskan rasa sakit. Jika kita tidak dengan segera memaafkan kakak Ikhsan atau seseorang yang telah berbuat kesalahan, maka hati kita akan selalu merasakan sakit, dan juga akan timbul rasa kebencian, yang hanya akan menjadi sia-sia," kata Ainsley.

"Baiklah, sayang. Mama akan berusaha untuk memaafkan kakak kamu. Dan Mama berharap, Ikhsan bisa dengan segera menyadari apa yang telah ia lakukan adalah sesuatu yang salah," sahut Fida.

Mereka berdua sampai di ruang makan, dengan Ainsley yang duduk di samping kanan Fida yang duduk di tengah-tengah. Fida duduk di kursi makan untuk kepala keluarga.

"Baiklah semuanya. Sebelum makan, kita berdoa terlebih dahulu, ya. Berdoa dimulai," kata Fida.

Semua orang berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Yang sarapan pagi di hari Senin ini, bukan hanya Fida, Aqila, dan Ainsley, tetapi ada juga para asisten rumah tangga, sopir, satpam, dan tiga orang bodyguard, dan itu Fida yang memintanya.

"Berdoa selesai. Selamat makan, semuanya," ucap Fida dengan tersenyum.

"Ini sayang. Makan yang banyak ya," tutur Aqila setelah mengambil makanan dan menaruhnya di piring untuk Ainsley, tidak lupa dengan air minumnya.

"Terima kasih kakak," sambut Ainsley dengan tersenyum.

"Iya sama-sama," sahut Aqila dengan membalas senyuman Ainsley.

Beberapa menit kemudian, sarapan pagi telah usai. Dan Ainsley sudah siap untuk pergi ke sekolah.

"Semoga hari Nona Ainsley menyenangkan. Dan semoga Nona segera mendapatkan teman atau sahabat yang baik. Jangan beraktivitas banyak ya. Agar tidak cepat merasa lelah," harap Rani

"Terima kasih bibi Rani" sahut Ainsley.

"Iya nona, sama-sama," ujar Rani.

"Ainsley pamit pergi ke sekolah dulu ya, Mama, dan semuanya. Assalamu'alaikum," salam Ainsley.

"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh," jawab semua orang.

Ainsley masuk dengan dibantu seorang bodyguard dan Ainur yang akan ikut sesuai dengan syarat yang diberikan Fida. Lalu kursi rodanya dilipat, dan diletakkan di bagasi mobil.

PARALYSED [END]Where stories live. Discover now