B A B 5

297 105 338
                                    

Ainsley terbangun ketika merasa sebuah tangan kecil mengelus lembut wajahnya. Dengan pelan ia membuka matanya, dan melihat wajah menggemaskan milik anak yang tidur di sebelahnya tadi. Ia tersenyum ketika melihat anak itu tersenyum.

"Mama," celetuknya dengan suara yang pelan sembari terus mengelus wajahnya.

Ainsley hanya menganggukkan kepalanya saja. Karena, jika ia membantah ucapannya maka ia mungkin akan menangis nantinya. Jadi, biarlah anak yang sedang ia peluk ini memanggil dirinya dengan panggilan mama.

"Kamu lapar, enggak?" tanya Ainsley dengan tersenyum. Anak itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Mama mau ke kamar mandi dulu ya," ujar Ainsley dengan menunjuk kamar mandi, anak itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

Ainsley langsung turun dari tempat tidurnya, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah selesai, dia mengelapnya dengan handuk kecil. Ainsley keluar dari kamar mandi, dan kembali berjalan ke tempat tidur dan duduk di samping anak kecil yang juga sedang duduk sambil mengayunkan kedua kakinya.

Ketika sedang memperhatikan anak kecil yang berada di sampingnya ini, Ainsley baru menyadari bahwa anak itu memakai sebuah kalung liontin yang melingkari lehernya. Liontinnya berbentuk sebuah nama, yaitu 'Tiara'.
Mungkin itu adalah nama dari anak kecil ini.

"Nama kamu Tiara, ya sayang?" tanya Ainsley dengan mengusap lembut rambut berwarna hitam dan halus milik Tiara.

"Ya," jawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

Tiara baru bisa mengucapkan kata, mama, papa, lapal (lapar), tidul (tidur, jika Tiara mengatakan tidur, berarti ia sedang mengantuk dan ingin tidur), dan ya (iya)

"Ya sudah. Kita turun ke bawah ya." Ainsley menggendong Tiara dan membawanya ke lantai satu dengan menutup pintu kamarnya terlebih dahulu. Ainsley memutuskan untuk naik lift saja. Ia takut tidak bisa menjaga keseimbangannya, jika ia turun ke bawah memakai tangga karena sedang menggendong Tiara.

Mereka hanya diam saja ketika berada di dalam lift, sampai Ainsley membuka suaranya. "Kamu mau makan, apa?" tanya Ainsley dengan masih menggendong Tiara.

"Bagaimana, kalau mama masak tumis nugget sosis?" tanya Ainsley dengan mencubit pelan pipi sebelah kanannya Tiara.

Tiara hanya menganggukkan kepalanya saja, karena memang dirinya sudah merasa lapar. Yang ia tahu ia akan segera makan, makanya ia menganggukkan kepalanya saja.

"Oh, ok. Nanti mama masak itu ya," ujar Ainsley.

Setelah pintu lift terbuka, mereka langsung menuju ke ruang makan. Karena, Ainsley yakin bahwa keluarganya sekarang sedang makan siang. Dan dugaannya benar, namun ia sedikit terkejut ketika melihat kakak keduanya dan juga istrinya, sedang duduk di kursi makan. Semua orang terkejut ketika melihat Tiara yang berada di dalam gendongannya, kecuali Fida dan Ardan tentunya.

Ainsley tidak langsung menjelaskannya. Ia malah beranjak ke dapur untuk mencari Ainur untuk menjaga Tiara, karena dia ingin memasak makanan untuk anak itu.

"Bibi Ainur, Ainsley minta tolong jaga Tiara ya. Ainsley mau masak makanannya dulu. Terima kasih bibi," ujar Ainsley dengan menyerahkan Tiara ke Ainur dengan tersenyum.

"Dan kamu, jangan nakal ya. Main dulu sama bibi Ainur. Mama mau masak makanannya kamu," lanjutnya dengan mencolek hidung Tiara, lalu mencubit gemas kedua pipinya, yang membuat Tiara tertawa karena geli.

"Ya mama," sahut Tiara setelah tertawa dengan menganggukkan kepalanya. Ainur tentu saja seperti keluarganya, yaitu terkejut ketika melihatnya. Namun, ia tidak punya hak untuk bertanya lebih tentang siapa anak yang sedang ia gendong sekarang. Biarlah ia mengikuti perintah dari anak majikannya ini.

PARALYSED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang