enam

6 4 0
                                    

--- Happy Reading ---

Setelah kejadian makan bersama di kantin, Danzel semakin gencar mendekati Farasya. Bukan karena taruhan dirinya dengan teman-temannya, namun karena dia murni tertarik dengan gadis cantik bertubuh kecil itu. Respon Farasya pun tidak segalak saat pertama kali Danzel mengajaknya makan. Gadis itu sekarang lebih friendly kepadanya dan jika diajak makan bersama atau yang lainnya dia akan menyetujuinya. Namun ada satu hal yang membuat Danzel penasaran pada gadis itu, entah mengapa setiap kali dirinya mengajak untuk main atau sekedar jalan-jalan Farasya selalu menolaknya.

"Zel, Lo ngelamunin apa sih dari tadi!" ujar Arkan yang duduk di samping cowok itu.

"Ngga papa, lagi mikirin olimpiade yang kemaren Pak Tayo bilangin ke gue," sahut cowok itu asal namun Guru Fisika nya memang sempat membicarakan perihal lomba kepadanya.

"Orang yang otaknya encer mah beda ya, ngelamun aja mikirinnya olimpiade," tukas Yobin, "nggak kayak kita ngelamunin nasib jomblo," lanjutnya.

"Kita? Lo aja kali!" sahut Mahes.

"Lah Lo juga kan jomblo!" tukas Yobin tidak terima.

Danzel mengabaikan perdebatan teman-temannya dan tersenyum saat melihat kedatangan Farasya bersama teman-temannya. Dia melambaikan tangan ke arah gadis itu. "Farasya!" panggilnya membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

Farasya tersenyum ke arahnya. "Hai, Zel!" sapanya lalu mendudukkan dirinya di kursi kosong bersama teman-temannya.

Gavran menatap Danzel memincing. "Kok gue ngerasa disalip ya ama elu," gumamnya.

Danzel menatap Gavran bingung. "Disalip gimana anjir!"

"Iya padahal pas awal-awal lo nolak buat taruhan dan gue yang udah deket sama tuh cewek tapi ko sekarang malah elo yang gencar banget deketin dia dan keliatan udah deket banget!" kesalnya.

"Lah masih mending Lo udah curi start, gue belum mulai sama sekali udah dikuasin ama nih anah dugong!" kesal Kazama mendengar curhatan Ranundra.

"Sialan Lo! Jagan salahin gue, kaliannya aja yang nggak gerak cepet!"

"Ngomong-ngomong Lo deketin dia karena murni taruhan atau mulai tertarik?" tanya Ranundra penasaran.

"Ya taruhan lah, mana mungkin gue beneran tertarik sama dia!" jawab Danzel cepat.

Kazama mengangguk paham. "Berarti kali ada cowok yang deketin dia nggapapa dong ya?"
"Iyalah, ngapain juga gue larang?!"

...

Jam pelajaran terakhir, guru yang mengajar di kelas Farasya tidak hadir karena alasan suatu hal membuat kelasnya menjadi ramai karena semua penghuni kelasnya memanfaatkan waktu kosong itu untuk bermain atau sekedar beristirahat. Farasya menoleh ke belakang kelasnya, di sana sudah banyak teman-temannya yang tidur berjejer di lantai seperti ikan yang sedang dijemur. Sedangkan di depan kelas sana ada beberapa orang yang sedang melakukan konser dadakan.

Mauren berjalan menghampiri Farasya. "Ra, pulang sekolah mau ikut nggak?" tanya gadis berambut pendek itu.

"Ke mana?"

"Maen bareng temen-temen gue di kelas sebelah."

Farasya mengangguk. "Boleh, gue juga bosen di rumah mulu!" sahutnya.

"Oke, nanti pulang sekolah lo jangan kemana-mana ya!"

Farasya kembali menganggukkan kepala. "Gue hubungin Mama gue dulu," ujarnya lalu mengirimkan pesan kepada sang Mama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

farasyaWhere stories live. Discover now