lima

7 4 0
                                    

--- Happy Reading ---

Farasya terbangun dari tidurnya saat mendengar suara alarm dari jam wekernya yang terus berdering. Dia menatap jam wekernya yang menunjukkan pukul 07. 00 lalu melamun sejenak hingga beberapa detik kemudian kesadarannya kembali dengan sempurna dan dia membulatkan kedua matanya saat menyadari jika dirinya sudah sangat telat.

Ia dengan cepat menyambar handuknya dan berlari menuju kamar mandinya untuk membersihkan diri. Beberapa menit kemudian Farasya keluar dari kamar mandinya. Omong-omong gadis itu tidak mandi, karena waktunya yang sangat mepet. Dia hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja. Sisanya dia bisa meminjam kamar mandi milik omnya di ruang kepala sekolah nanti.
Farasya menyambar tasnya dan bergegas keluar drai kamar. Dia dengan cepat menuruni tangga hingga di anak tangga terakhir gadis itu jatuh tersandung kakinya sendiri.

Bruk!

"Aduhh...!" Dan tangannya pun kembali terasa perih saat berbenturan dengan lantai.

Namun Farasya tidak punya waktu lagi untuk mengeluh karena sebentar lagi gerbang sekolahnya akan segera ditutup. Dengan gerakan cepat ia berdiri dan berlari dengan langkah terpincang-pincang untuk keluar dari rumahnya.

"Ma.. Rara pergi sekolah.." pamitnya saat keluar dari rumah.

"Sarapan dulu, sayang!" sahut Gesya yang melihat kepergian Farasya.

"Rara sarapan di kantin aja Ma, udah telat banget!" tukas Farasya masih berlari terpincang-pincang lalu memasuki mobil.

"Pak bawa mobilnya agak ngebutan ya, Rara udah telat banget sstt.." pinta Farasya saat memasuki mobil lalu meringis saat merasakan tangan dan kakinya yang terasa perih.

Pak Komar memberikan jempol tanda mengerti lalu melajukan mobilnya sedikit lebih kencang dari biasanya. Selama di perjalanan, Farasya terus meringis karena kaki dan tangannya terasa sakit. Dia lupa tidak memakai manset untuk menutupi luka bekas sayatan di tangannya, hanya ada beberapa beberapa plester yang menempel di lengannya untuk menutupi lukanya. Orang-orang pasti akan bertanya itu bekal luka apa dan jika ada orang yang peka, mungkin akan tahu apa yang telah terjadi padanya.

Sekitar 15 menit berlalu, mobil Farasya akhirnya sampai di depan gerbang sekolah yang akan ditutup. Gadis itu dengan cepat keluar dari mobil dan berlari menuju gerbang sekolah.

"Pak, jangan dulu ditutup..!" teriaknya saat berlari.

Pak Suhadi selaku satpam sekolah itu merasa kasihan kepada Farasya dan akhirnya mengizinkan gadis itu untuk masuk.

"Makasih, Pak!" ujar Farasya saat melewati gerbang dan berlari menuju menuju kelasnya yang berada di lantai 3.

Selama menyusuri koridor kelas X suasan sudah sangat sepi karena bel sudah berbunyi. Farasya berjalan menuju lift lalu memasuki lift yang akan tertutup dan ternyata terdapat guru yang akan mengajar di kelasnya.

"Eh Ibu.." gumam Farasya lalu mencium tangan wanita itu.

"Tumben kamu baru dateng?" tanya Bu Tasya guru Bahasa Inggris-nya.

"Hehe saya kesiangan, Bu" jawab Farasya cengengesan.

Bu Tasya melirik lengan Farasya yang terdapat beberapa plester luka. "Itu tangan kamu kenapa? Terus tadi Ibu liat jalan kamu juga rada pincang?" tanyanya.

Farasya segera menyembunyikan tangannya. "Itu Bu.. tadi saya buru-buru lari ke sini terus nggak perhatiin jalan akhirnya jatoh deh," jelasnya.

"Yaampun hati-hati dong!" sahut Bu Tasya menatap Farasya prihatin, "kalo masih sakit kamu bisa istirahat dulu di uks, ibu ini yang ngajar di kelas kamu!" lanjutnya.

farasyaWhere stories live. Discover now