satu

17 6 0
                                    

--- Happy Reading ---

Pagi ini Farasya terlihat sangat pucat, bibirnya kering dan matanya sayu. Farasya meneguk air putih untuk melarutkan sesuatu yang telah ia telan, ia berharap setelah ini tubuhnya kembali membaik. Padahal sekarang hari pertama dirinya masuk ke sekolah barunya namun kondisi tubuhnya tiba-tiba saja memburuk. Diambilnya hoodie hitam di dalam lemarinya lalu memakannya, ia merasa kedinginan padalah sekarang sedang musim panas.

Farsya keluar dari kamarnya saat mendengar suara sang mama yang menyuruhnya untuk turun dan segera sarapan. “Pagi Ma, Pa..” sapa gadis itu saat mendudukkan dirinya di kursi dan bersiap untuk sarapan.

“Tumben kamu ke sekolah pakai hoodie, padahal sekarang lagi musim panas lho?” tanya Gesya yang sibuk menyiapkan sarapan untuk suami serta putrinya, belum menyadari wajah Farasya yang pucat.

“Lagi pengen aja Ma, dingin..”

Gesya menoleh dan terkejut melihat wajah Farasya yeng terlihat sangat pucat. “Lho muka kamu pucek banget, Dek? Kamu sakit?” tanyanya seraya menyentuh kening sang putri dan merasakan suhu tubuh Farasya yang panas. “Lho kamu demam Dek, sekolahnya nanti lagi aja!” paniknya setelah merasakan tubuh Farasya yang demam.

“Masa Rara bolos sekolah di hari pertama masuk,” sahut Frasya merasa memakan roti lapisnya.

“Daripada nanti kamu pingsan di sekolah, mending kamu istirahat nyampe badan kamu pulih,” balas Jovan meraya meminum kopinya.

Farasya menggeleng.“Ngga papa ko, ini cuman demam biasa nggak bakal kenapa-napa," tukas Frasya keras kepala.

Jovan dan Gesya menghela napas lalu mengangguk pasrah saja. Farasya itu sangat keras kepala dan tidak ada yang bisa melawan kekeras kepalaan gadis itu. Jika ia menginginkan sesuatu, bagaimanapun caranya, dia harus mendapatkannnya.

🔹

“Eh lo tau nggak, katanya bakal ada murid baru di kelas kita?” tanya seorang gadis kepada temannya saat mereka berjalan menuju lapangan sekolah.

“Lho di tengah semester kayak gini ada murid baru, kelas duabelas pula? Bukannya sekolah kita ngga nerima murid baru di tengah semester kayak gini ya?” sahut temannya yang lain.

“Ya kan kalo pake uang apa aja pasti bisa!” tukas gadis berambut panjang yang diikat seperti ekor kuda.

“Nah iya, zaman sekarang apa sih yang nggak bisa dibeli pake uang? Orang yang punya kedudukan tinggi sama punya uang banyak itu pasti bisa beli apa aja!”

Seorang cowok yang sedari tadi berjalan di belakang ketiga gadis itu mendengus lalu berjalan mendahului mereka seraya mengeluarkan suaranya, “Mau dia punya uang banyak atau kedudukkan tinggi pun itu bukan urusan kalian.. sebelum mengurusi kehidupan orang lain, ngaca dulu gih, kalian udah bener belum?” ucapnya pedas lalu berbaris di barisan teman-teman sekelasnya.

Bukannya merasa sakit hati diberikan ucapan pedas seperti itu, kedua gadis itu malah memekik senang pasalnya orang yang menegur mereka adalah Danzel, si pangeran sekolah dengan segudang bakat namun sayangnya memiliki mulut pedas.

Sementara itu seorang gadis yang manjadi bahan  gosip sekolah itu tengah berada di ruang kepala sekolah bersama sang Papa. Awalnya dia ingin mengikuti  upacara bendera dengan yang lainnya namun karena masih ada beberapa hal yang harus dibicarakan dan harus ikut serta dalam pembicaraan itu, ia akhirnya mengurungkan niatnya hingga kini Farasya berada di ruang Kepala sekolah.

...

“Farasya Tree Allura,” ucap sang Kepala Sekolah membuat gadis itu mendongak dan tersenyum.

farasyaWhere stories live. Discover now