Chapter 36 : Talks

Beginne am Anfang
                                    

"Sudah lama?" Tanya Jinyoung. Jaemin menggelengkan kepalanya.

"Aku baru saja datang." Jawab Jaemin.

"Kau datang karena ingin bicara denganku, bukan?" Tanya Jinyoung.

"Kita akan bicara di kamarku." Ucapnya. Lalu Jinyoung berjalan menuju kamarnya dan diikuti oleh Jaemin.

Setelah mereka sudah masuk ke dalam kamar, Jinyoung meminta Jaemin untuk menunggu sebentar karena dirinya ingin membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya terlebih dulu.

Jaemin melihat sekeliling kamar Jinyoung. Walau pun telah di periksa oleh Detektif Kim, tetapi kamar itu masih terlihat bersih dan rapi.

Jaemin tidak berniat untuk memeriksa barang-barang milik Jinyoung, karena Detektif Kim sudah lebih dulu memeriksanya dan mendapatkan barang dari hasil pemeriksaannya itu. Jadi ia yakin tidak akan ada barang mencurigakan lagi yang bisa ia dapatkan.

Setelah beberapa menit Jaemin menunggu, Jinyoung akhirnya keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Jinyoung juga terlihat sudah berganti pakaian.

"Bisa kita mulai? Aku tahu banyak pertanyaan yang ingin kau tanyaan padaku karena kau sudah tahu siapa aku. Tapi aku tidak yakin bisa menjawabnya atau tidak." Ucap Jinyoung sambil menampilkan senyum simpul. Lalu ia duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Aku hanya akan bertanya beberapa hal." Ucap Jaemin dengan menampilkan ekspresi wajah dataranya.

"Pertama, sejak kapan hyung tahu kalau aku adalah J?" Jaemin mulai memberikan pertanyaan.

"Sekitar bulan lalu saat kau membantu Ryujin menemukan dompet miliknya dan bertemu dengan Changbin."

"Kedua, kenapa hyung memberikan surat peringatan ini padaku?" Jaemin menunjukkan amplop surat yang sore tadi ia dapatkan.

"Untuk hal itu, kau harus mencaritahunya sendiri." Jinyoung tersenyum.

Jaemin sebenarnya sekarang sudah merasa kesal dan marah pada Jinyoung. Tetapi ia menahannya dan berusaha mengontrol emosinya.

"Ketiga, apa sebenanrnya alasan hyung sampai-sampai hyung tega membunuh Wonjin?"

"Bukannya kau seharusnya bertanya 'apakah benar kalau aku yang membunuh Wonjin atau tidak?'?!"

"Aku akan tahu hyung benar-benar pembunuhnya atau tidak, dari kesimpulan yang akan aku ambil dari pembicaraan kita ini." Jinyoung terdiam sejenak sambil menatap tepat ke arah mata Jaemin.

"Agar kebenaran dapat terungkap." Ucapnya. Kali ini tanpa ada senyuman sama sekali yang terlihat di wajah Jinyoung.

"Peristiwa ledakan bom polonium enam tahun yang lalu?!" Jinyoung menganggukkan kepalanya.

"Tapi kenapa harus dengan cara membunuh Wonjin?" Jaemin sedikit menaikkan nada ucapannya.

"Bukannya itu akan impas dengan apa yang sudah orang itu perbuat?" Tanya Jinyoung balik.

"Nyawa dibayar dengan nyawa." Tambahnya.

Jaemin terdiam.

"Kau dan ketiga temanmu pasti sudah tahu seberapa ambisiusnya seorang Ham Minhyuk. Dia akan melakukan berbagai macam cara hanya agar perusahaannya terus meluas. Tidak peduli orang itu kerabat dekat, kolega, atau orang biasa, jika mereka menghalangi jalannya, maka dia akan menyingkirkan mereka semua." Ucap Jinyoung.

"Bukankah hyung sekarang terlihat sama seperti Tuan Ham?!" Jinyoung terlihat tidak suka dengan apa yang baru saja Jaemin ucapkan. Ia tidak suka di samakan dengan orang yang telah membunuh adik bungsunya.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt