15. ??

79.5K 12.7K 7.1K
                                    

15. ??

"Edgar gabung sama Devara," ujar Teja.

Suasana markas Raspati gang kini sedang kondusif. Damarez cukup terkejut dengan kehadiran anggota secara lengkap di markas Raspati Gang. Teja mengumpulkan semua anak anak untuk menyampaikan suatu yang cukup menggemparkan.

Damarez duduk disuatu kursi panjang disebelah Teja. Laki laki itu membuka kakinya lebar, tangannya mengetuk ngetuk meja kayu dihadapannya. Damarez menyatukan tangannya, laki laki menjilat bibir bawahnya. "Devara? Udah sembuh tuh dia?" Damarez terkekeh kecil meremehkan.

"Edgar bukannya musuhan sama Deva?" tanya Yesa.

"Yang kita tau begitu, tapi gak tau kehidupan asli mereka," ujar Teja, cowok itu meneguk satu minuman kaleng yang sedari tadi ia genggam.

Devara, sosok laki laki licik yang merupakan adik tiri dari Edgar. Devara memiliki satu perkumpulan yang dipimpin oleh dirinya, namun perkumpulan itu tak diresmikan artinya tak bisa disebut gang.

Edgar dikenal tak pernah akur dengan Devara walau mereka serumah. Edgar merupakan anak kandung ayahnya serta almarhumah ibunya. Sementara Devara adalah anak dari ibu tirinya atau istri baru papanya.

Tepat 1 bulan lalu, Devara pernah berkelahi dengan Damarez hanya karena Devara secara terang terangan memancing amarah laki laki itu dengan menggunakan pancingan berupa mengatai Damela yang tidak tidak. Perkelahian itu diakhiri oleh kekalahan Devara, ia harus melalui pemulihan karena Damarez mematahkan tangannya saat itu.

"Deva pernah bentrok sama anak Raspati sejak kejadian itu, gue rasa itu bakal diperpanjang sama dia," ujar El.

flashback
"Gak usah sok keras! diajak duel bawa pasukan!" bentak Damarez.

"Lo tau sifat cewek yang sering nempelin lo? Udah dipake berapa kali tuh bro?!" Devara mengatakan itu didepan wajah Damarez.

Devara berdiri dibarisan depan para pengikutnya. Laki laki itu hanya menang kekayaan yang dapat memanjakan anak buahnya, manusia licik tak memiliki hati itu hanya bisa menyusahkan orang lain.

"Bangsat!" bentak Damarez, wajah cowok itu sudah merah padam menahan emosi.

Teja menahan tangan Damarez agar ia tak memulai lebih dulu. Damarez menghempaskan tangan Teja secara kasar, ia maju perlahan mendekati Devara dengan wajah yang sudah siap menghancurkan badan dihadapannya.

"Tahan Rez!" Yesa menahan dada cowok itu dan mendorongnya mundur.

"Pancing dia biar mukulin lo duluan, setelah itu habisin dia, man!" bisik Teja lalu menepuk bahu Damarez.

Damarez berhenti sekejap, ia memikirkan nasehat Teja.   Damarez hanya diam menatap nyalang kearag Devara yang masih terlihat menghina.

"Santai, Damarez. Lo tau gak persamaan lo sama kakak gue?" tanya Devara.

"Kalian sama sama bodoh! Jiakkh!!" banyak sorakan dari pengikut Devara. Hal itu membuat emosi Damarez makin meninggi dan rasanya ingin meluap.

"Gue waras, gue ngalah. Mau lo apa?" tanya Damarez dengan nada yang santai.

"I'm addicted to her, Damela. Lo mau denger suaranya gak?" desisnya didepan wajah Damarez.

"Anjing!" Damarez baru saja hendak memukul namun Teja kembali menariknya.

"Disabarin ngelunjak dipukul koma!" teriak El menunjuk salah satu dari mereka yang sangat songong gayanya.

"Nantangin lo?!" teriak salah satu pengikut Devara pada El.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang