31. Extra Part

748 130 26
                                    

Kita punya versi sendiri sendiri dalam mengabadikan kisah yang sudah kita alami, dan mewujudkan sebuah janji yang sudah kita sepakati.

-Rekza & Cila-

***

"Nikah atau Australia?" Tanya seorang laki laki dengan tatapan dalam serta ketegasan di dalam sana.

Cila memejamkan matanya sembari menghela nafas panjang. "Australia," Jawab nya mantap.

Rekza tersenyum manis, dia tidak akan memaksa perempuan nya itu untuk sesuatu hal, bebas adalah awal kejujuran.

"Gue masih ada impian yang belum ke capai, harapan orang tua yang harus di wujudin, dan masih mau nikmatin masa muda, biar kalo udah nikah nanti, gue udah bener bener dewasa, siap sama semua konsekuensi nya juga, lo ngerti kan?"

Rekza mengangguk, dia sudah terbilang matang dengan usia dua puluh tiga tahun, tapi Cila masih terlalu muda untuk menikah.

"Gue gapapa kok kalo lo mau nyari yang lain, yang udah bener bener siap," Tambahnya lagi.

Bukannya kesal, pria itu malah terkekeh. "Kalo bisa saling nunggu kenapa ngga?" Balas Rekza membuat Cila terheran. "Maksudnya?"

"Pak Ahmad nawarin beasiswa ke Kairo, tapi belum gue ambil. Kayaknya bakal di ambil sekarang sih," Jelasnya sembari melirik Cila dengan senyum nya.

"Waktunya sama sama empat tahun kan?"

"Iya, kalo ga nikah di sana," Spontan Cila menoleh dengan terkejut.

"Becanda, selera gue masih idung secuil kok," Ujarnya tertawa.

Cila memutar bola matanya malas. "Orang mancung," Sembari menjulurkan lidahnya.

"Ke dalem," Balas Rekza mengesalkan.

Jika mengingat hal itu, rasa rasanya Rekza ingin kembali lagi ke masa sekolah nya dulu.

Dia menulis kan rangkaian kata kata di buku yang selalu menemaninya di apartemen sepi ini.

Bagaimana keadaan perempuan nya di sana?

Apa yang di lakukannya sekarang?

***

Hal yang paling mengesalkan menurut Cila adalah dimana teman kelas laki lakinya selalu mengganggu dirinya, entah dengan menelepon atau mengunjungi nya langsung. Seperti sekarang ini.

"Assalamu'alaikum," Sapa nya dengan suara khas bule.

"Waalaikumsalam," Balas Cila membuka pintu apartemen nya.

Jersen, seorang pemuda muslim yang berasal dari Australia, dia dengan keluarga besar seluruh nya beragama muslim, dan sangat tertarik dengan orang Indonesia, tak heran jika dia selalu mendekati Cila.

"Have you had dinner? (Apa kamu sudah makan malam?)" Tanya nya.

Cila mengangguk. "It has been just a moment (Sudah, baru saja)" Jawab nya.

Helaan nafas kecewa terdengar darinya, bahkan sangat kelihatan dengan asap yang keluar dari mulut laki laki berkulit putih itu.

"My family invites you to have dinner together, (Keluarga saya mengundang kamu untuk makan malam bersama)" Ujarnya.

Cila membulatkan matanya. "You're serious?(Kamu serius?)"

Cerita Untuk Cila [Tongkrongan Gagal Nyantren The Series]  END TERBIT ✔️Where stories live. Discover now