8. Segores luka

960 184 20
                                    

"Tanpa perlu semesta memperjelas lagi, Allah sudah memperjelas nya lewat luka ini, bahwa menyentuh yang belum menjadi mahram mu memang sebuah ancaman yang nyata."

-Rekza Alexa Zeynfaruk

***

"Za, gue duluan," Izin Rendi yang di angguki Rekza. Dia tengah memarkirkan motor nya.

Saat hendak menyusul Rendi, tiba tiba ponsel nya bergetar.

"Assalamu'alaikum,"

"... "

"Oh iya baik Pak, nanti saya kabari lagi."

"... "

"Waalaikumsalam."

Bibirnya tersenyum sumringah, ah benar benar rencana yang berjalan mulus. Dia pun melanjutkan langkah nya.

"Eh si Rafael mana?" Tanya Alvino sembari mendudukkan dirinya pada sofa. "Ga tau tuh, tadi udah gue kasih tau." Jawab Rendi.

"Balik kali, tadi nek Rena nelepon gue soalnya, tapi ga ke angkat." Sahut Dani.

"Bahaya sih itu Dan, siaga 2." Dani mematung mendengar penuturan Rendi. "Semoga mental gue di lebihin kuatnya, amiin."

Kedua sahabat nya yang lain terkekeh geli. Mereka tau bagaimana mulut neneknya Rafael yang sebelas dua belas dengan cucunya itu.

"Trauma asli di roasting nini si Rafael," Ucap Dani.

"Kena usus ye ga Dan?" Tanya Rendi sembari tertawa kecil. "Bukan lagi, sampe bawah net net net sampe bawah." Balasnya tak kalah mengundang tawa.

Bersamaan dengan itu, Rekza duduk masih dengan tersenyum senyum.

"Dih, serem amat." Rekza menoleh pada Dani, Yang di pandang pun cengengesan.

"Kenapa tuh bah? Seneng pisan aing liat liat teh." Tambah Rendi.

"Kamu nanya?" Balas Rekza, Dani mematung sejenak, menatap ke arah Vino yang juga sama. Tak lama kemudian tawa mereka memenuhi ruangan itu.

"Eza tercepmek cepmek anjaiiiiiiiiiiiiiiii!" Ledek Alvino sembari tertawa puas.

"Btw aing beneran nanya, sumringah kenapa maneh?" Tanya Rendi, Rekza mengalihkan pandangan nya dari ponsel. "Pak Riko barusan ngabarin gue, katanya dia mau ikutan nyumbang buat project muda berbagi."

Wajah Alvino berubah seketika. "Bentar, pak Riko yang waktu itu jadi pengacara Xelvan kan?"

Rekza mengangguk mengiyakan. "Kenapa?"

"Lo beneran percaya Za?" Tanya Dani dengan wajah ragu.

"Kenapa ngga?" Rendi berdecak menanggapi balasan sahabat nya ini. "Dia pernah fitnah lo men,"

"Eh iya tuh! Jangan Za, jangan di terima." Alvino ikut bersuara.

Rekza mengangguk santai, mengabaikan berbagai tatapan aneh dari ketiga sahabat nya.

"Saran gue, mending lo tolak deh. Kita ga tau niat dia apa." Dani benar benar ragu pada Riko.

Bukannya menjawab Rekza malah tersenyum, membuat teman teman nya heran.

Cerita Untuk Cila [Tongkrongan Gagal Nyantren The Series]  END TERBIT ✔️Where stories live. Discover now