II

3.5K 470 25
                                    

5 tahun kemudian...

Harsha sangat bersemangat. Tahun ini adalah tahun dimana Ia akan bersekolah di Hogwarts. Usianya telah menginjak 11 tahun. Gadis dengan surai hitam, dan mata coklat itu pun mengemasi barang bawaan nya dari kemarin karena, lusa Ia akan resmi menjadi murid Hogwarts.

Hari ini Ia bergegas untuk bersiap pergi ke Diagon Alley untuk membeli perlengkapan sekolahnya seperti jubah, tongkat dan yang lainnya. Tak lupa Ia juga membeli burung hantu untuk menemaninya di Hogwarts.

Kemana perginya Kessy? Sayangnya, Kessy malang telah tiada sejak 2 tahun lalu. Kucing ber-bulu coklat itu sudah terlalu tua, badan nya juga sangat gemuk sehingga Ia merasa kesusahan untuk bernapas tentunya. Bisa kalian bayangkan seberapa keras nya Harsha menangis dan sepusing apa Profesor Snape juga tentunya Madam Linsly.

2 hari gadis itu tidak bisa tidur dan merengek kepada ayah nya agar Kessy di hidupkan kembali.

"Dad, please. Bisa kah kau gunakan sihir untuk menghidupkan Kessy kembali? Rasanya bagian dari jiwa ku ikut mati bersama Kessy." Anak perempuan ini memohon sambil menarik jubah hitam ayahnya.

"Aku bukan penyihir yang bisa seperti itu, sudahlah beli yang baru saja." Kata-kata ini bak menusuk jiwa Harsha.

"Sir, apa kau tidak pernah mencintai Kessy? Kita sudah bersama selama 3 tahun. Sepertinya didalam dadamu hanya terdapat ruang hampa, sir." Harsha dengan suara bergetar karena masih menangis.

...

"Ayo, Dad. Temani aku membeli barang-barang untuk ke Hogwarts"

"Bisakah kau pergi sendiri? Aku sedang sibuk disini." Rupanya sang ayah sedang sibuk menulis di ruangan nya.

"Tapi, aku tidak tahu caranya untuk membeli semua itu. Please, apa kau tidak takut aku tersesat?" Harsha kembali merengek.

"Dasar anak manja, duduk di sana dan tunggu aku menyelesaikan ini dulu. Setelah ini, baru kita pergi." Ucap Snape yang masih fokus dengan pekerjaan nya.

Bukannya duduk seperti apa yang ayah nya perintahkan, Harsha malah mengelilingi ruangan ayah nya. Ia mengeksplor ada apa saja yang ada di ruangan ayah nya ini. Harsha jarang masuk kesini karena, di tegur ayah nya 'anak kecil tidak boleh masuk ruang orang dewasa sembarangan!'

Ya, Harsha tahu di ruangan ayah nya banyak sekali ramuan aneh jika, dimainkan itu akan bahaya untuknya.

"Nona Snape, tidak bisa kah duduk tenang. Aku pusing melihat mu mondar-mandir." Tegur Severus.

"Tapi, apakah kau pusing membaca buku sebanyak itu." Harsha menunjuk rak buku ayah nya yang berisi pasti lebih dari 100 buku.

"Tidak, hanya memikirkan mu yang membuat kepala ku pusing." Ketus ayah nya.

Harsha keluar dari ruangan Severus. Ia kedapur dan mengambil coklat. Harsha sangat suka coklat. Terutama coklat yang berisi hadiah. Ia pasti akan minta dibelikan oleh sang ayah. Sebenarnya, Snape tidak terlalu suka anaknya terus mengonsumsi makanan manis itu. Makanya, tak jarang Snape memberi mantra di lemari agar Harsha tidak bisa mengambil coklat.

Setelah mengambil coklat, Harsha kembali ke ruangan Snape. Ia berdiri di depan pintu.

Sambil memainkan pintu Ia memanggil sang ayah.

"Ayo, Dad. Ayo cepat berangkat! Ayo cepat berangkat, Dad!" Harsha memainkan pintu dengan membuka tutup juga menggoyangkan pintu itu. Tentu itu membuat Snape merasa kesal.

"Harsha Lavanya Snape!" Teriak Severus.

"YES SIR!" Si anak pun turut semangat menyahut ayah nya.

"Jika pintu itu rusak, aku tidak akan menemani mu membeli barang, bahkan tidak akan menemani mu ke Hogwarts!"

Harsha terdiam. Ia menunduk merasa bersalah dan kecewa karena ayah nya memarahinya.

'Kenapa sih, padahal kan aku cuman main pintu. Bisa di benarkan lagi kalau rusak' anak itu membatin.

"Ya, pintu bisa diperbaiki. Tapi, kalau pintu itu mengenai kepalamu apa itu bisa diperbaiki?" Jawab Snape.

"Woah! Daddy tau apa yang sedang aku pikirkan? Hmm sekarang coba tebak, aku sedang memikirkan apa!" Anak itu malah kegirangan.

'Hmm, hai Profesor! Apakah aku boleh memelihara jerapah. Aku melihatnya kemarin bersama Madam Linsly jadi-'

"Jangan memikirkan hal bodoh itu terjadi. Berdiri, ayo kita pergi ke Diagon Alley." Potong Severus.

...

"Silahkan coba tongkat ini nona."

Kembali barang-barang di toko Olliviander berantakan.

"Hmm, apa ya tongkat yang cocok untuk mu... Apakah ini..." Olliviander memberikan tongkat lagi pada Harsha, dan ternyata pas untuk nya.

"Ternyata kalian berdua punya ikatan yang kuat. Tongkat mu ini nona adalah tongkat kembaran Severus." Sambung Olliviander.

"Benarkah?!" Anak itu menaruh senyum lebar di wajah nya.

Snape melihat itu pun mengusap surai hitam anaknya yang persis sama dengan nya. Sambil tersenyum tipis.

Mereka berdua pun telah selesai mencari perlengkapan Harsha. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.

"Nona Snape, asrama apa yang kamu inginkan di Hogwarts nanti." Tanya Snape penasaran.

"Of course I want to be like you, sir. Slytherin." Ucap Harsha enteng.

'I don't think so this time miss.' Batin Snape.




.
Bersambung
Jangan lupa vote dan komen! Terimakasih!

Things You Will Never KnowWhere stories live. Discover now