Bodyguard yang menjaga Ainsley ada tiga orang, yaitu pertama yang berusia 22 tahun, dan dua orang sisanya berumur 17 dan 19 tahun. Yaitu, Nabil, Azi, dan Vikram.

"Kalian semua hati-hati ya. Saya meminta tolong kepada kalian berempat untuk menjaga Ainsley, terutama dari para siswa atau siswi yang ingin berbuat macam-macam kepadanya. Saya percaya, bahwa kalian bisa menjaga dan melindungi Ainsley. Para bodyguard, berjaga di depan kelas, jangan di depan gerbang, ikuti ke manapun Ainsley pergi, kecuali di toilet, kalian cukup menjaga dari luar, dan bibi Ainur yang masuk ke dalam untuk membantu Ainsley. Saya sudah mengatakan tentang hal ini kepada kepala sekolah, jadi kalian tidak perlu khawatir, jika nanti kepala sekolah akan memarahi kalian," ucap Fida.

"Baik Ibu Fida. Kami semua akan menjaga nona Ainsley, serta menjaga kepercayaan yang ibu berikan kepada kami. Kami tidak akan membiarkan ada yang melukai fisik nona Ainsley," sahut Nabil, bodyguard yang berumur 22 tahun.

"Baiklah. Kami pamit pergi ke sekolah, Assalamu'alaikum," salam Nabil.

"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh," jawab Fida, Rani, Anandya, dua orang satpam, dan dua orang sopir dengan bersamaan.

Nabil, Azi, Vikram, dan Ainur masuk ke dalam mobil. Ainsley duduk di tengah-tengah, antara Azi dan Ainur. Azi duduk di sebelah kirinya, dan Ainur di sebelah kanannya.

Ainsley memakaikan AirPods ke telinganya, dan mendengarkan lagu dari sana, yang sudah ia hubungkan dengan ponselnya. Ainsley memejamkan matanya.

"Ya Allah, apapun yang terjadi di sekolah nanti, Ainsley serahkan semuanya kepada-Mu Ya Allah. Ainsley yakin sesuatu yang baik, sedang menanti Ainsley," batin Ainsley dengan tersenyum tipis.

Tiba-tiba Azi mengusap lembut rambut Ainsley, membuat Ainsley membuka matanya. Dan langsung menoleh ke Azi.

Azi hanya diam sambil terus mengelus rambut panjang Ainsley yang tidak diikat, dengan tatapan lurus ke depan tanpa ekspresi apapun. "Tidak usah berpikiran buruk," bisik Azi dengan suaranya beratnya yang hanya bisa di dengar oleh Ainsley.

Azi tahu bahwa Ainsley pasti memikirkan yang tidak-tidak tentang hari pertama dia bersekolah di SMA Aerglo. Apapun yang terjadi, Azi akan melindungi Ainsley, karena itu adalah tugasnya sebagai seorang bodyguard.

Ainsley tersenyum, lalu kembali menikmati lantunan lagu yang terdengar dari AirPodsnya, dengan tatapan yang lurus ke depan.

Lima menit kemudian, usapan itu berhenti, dengan Azi yang meletakkan tangannya di atas paha. Hal itu membuat Ainsley merasa sedikit kehilangan, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja. Ia menatap sekilas Azi yang arah pandangannya ke jendela.

Pria itu hanya diam, walaupun ia tahu bahwa Ainsley memandangnya.

Ainsley kembali duduk dengan bersandar, lalu kembali memejamkan matanya. 

"Nona Ainsley. Kita sudah sampai di sekolahnya Nona," panggil Ainur dengan menepuk pelan bahu Ainsley.

Ainsley yang hanya memejamkan matanya, langsung membukanya. Dan melihat sekitar, sebelum dia digendong ala bridal style oleh Azi dan didudukkan ke kursi rodanya yang diambil Nabil dari bagasi. "Terima kasih banyak karena sudah membantu Ainsley," ujar Ainsley dengan menatap semua orang.

"Iya Nona Ainsley. Nona tidak perlu berterima kasih, karena itu sudah menjadi tugas kami," sahut Nabil dengan tersenyum tipis.

Ainsley meletakkan tas sekolahnya di atas pahanya. Perlahan kursi rodanya berjalan, yang didorong oleh Ainur. Ketiga bodyguardnya, berdiri di sisi kanan, kiri, dan juga di belakangnya.

PARALYSED [END]Where stories live. Discover now