29-Maaf

34K 4.8K 433
                                    

Happy Reading💕

______________________________________

"BAGAIMANA BISA DATA PERUSAHAAN DISERANG PERANGKAT PEMERAS?!!!" Rhigo berteriak murka pada bawahannya. Sementara ada tiga pria yang merupakan IT tengah bergelut dengan komputer untuk memulihkannya.

"Ma-maf Pak, tadi...tadi s-saat saya mempersiapkan keperluan untuk rapat, s-saya lalai dan membiarkan porta nya te-terbuka, dan mungkin darisitu... perangkat pemeras nya b-bisa masuk," jawab salah satu bawahannya yang tengah menahan ketakutan.

Porta adalah bagian yang menjadi penghubung antara satu komputer dengan komputer atau perangkat lainnya. Secara fisik, porta berbentuk outlet yang nantinya bisa dicolok dengan konektor elektronik atau kabel. Porta terdiri dari beberapa konduktor yang terkait, memungkinkan terjadinya transfer sinyal antarperangkat.

Rahang Rhigo mengeras. "BODOH!" bentaknya sarkastik membuat seisi ruangan itu terlonjak kaget. "KAU SAYA PECAT! CEPAT ANGKAT KAKI MU DARI PERUSAHAAN SAYA! DASAR SIALAN!!"

Karena terlalu takut. Pegawainya itu tak mampu berkata-kata. Ia membungkuk sopan dan pergi dari ruangan itu dengan kaki yang gemetar.

"Pak, berkas-berkas anda di pasang data kunci," jelas salah satu IT, mengalihkan atensi seisi ruangan.

Ada sekitar 5 orang di dalam ruangan itu.

"Data kunci?" ulang Rhigo dengan raut mengintimidasi nya.

IT pertama meneguk saliva nya kasar, aura yang menguar dari dalam diri Rhigo begitu mencekam. "I-iya Pak, disini tertera jika dalam waktu 10 jam tidak memberikan uang sebesar 1 miliar dan tidak mendapatkan data kuncinya maka kunci deskripsi nya akan terhapus dan semua data perusahaan bapak akan hilang."

Rhigo mengepalkan tangannya. 1 miliar adalah jumlah yang fantastis. Sialan! Siapa yang berani-beraninya bermain dengan perusahaannya.

"Pak," panggil IT kedua. "Biaya yang diminta dua kali lipat setelah lewat dari 15 menit, dan waktunya sudah berjalan selama 17 menit."

BRAK!

"KEPARAT!" Rhigo menghempaskan semua barang-barang yang berada diatas meja nya. Rhigo menatap tajam pada ketiga IT itu. "SAYA TIDAK MAU TAU, KALIAN HARUS MENGATASINYA!!"

Ketiga IT itu semakin ketakutan dan mulai mengoperasikan komputer untuk mencari data kunci dan menemukan kunci deskripsinya.

"Basis data kuncinya sangat panjang, ini mungkin membutuhkan waktu lebih dari 10 jam atau bisa saja beberapa hari," bisik IT ketiga frustasi, takut jika kedengaran oleh Rhigo.

"Berhenti lah berbicara!" balas IT kedua pelan. Ia juga merasa takut saat ini. Seakan pasokan oksigen di dalam ruangan menipis.

Waktu telah berlalu selama 30 menit dan biaya yang diminta semakin bertambah. Ketiga IT itu belum juga berhasil mendapatkan kunci deskripsinya untuk memulihkan data-data perusahaan yang diretas.

Rhigo berjalan mondar-mandir sembari mengumpat tak jelas dan itu membuat suasana semakin mencekam. Sekretaris Rhigo tertegun saat mengingat sesuatu. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana. Setelah mendapatkan balasan dari orang itu, sebuah senyuman tipis tercetak di bibir sang sekretaris.

Hingga beberapa menit datanglah orang yang dikirimkan pesan oleh sekretaris Rhigo.

"Apa porta nya terbuka?"

Semua pasang mata di ruangan itu menatap ke sumber suara.

Zura melangkah cepat dan mengambil alih komputer dari salah satu IT. "Perangkat pemeras ya."

Azzura Revenge (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang