A 25

34.2K 5.2K 1.4K
                                    

UPDATE NIH!!

MALAM CIMOL!!

1K vote dan 2K komen ya!

Cici males bgt ama tiktok. Napa gak FYP terus sih?! GIMANA WOI CARANYA FYP?!

Dah lah, follow wp cici aja mending.

Rimba membuka pintu rumahnya perlahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rimba membuka pintu rumahnya perlahan. Tubuhnya sudah lemah, namun ia paksa untuk memasuki rumah yang penuh dengan kenangan tawa dan lara.

Tangan Rimba yang mencekal gagang pintu seketika merosot, ketika matanya menatap ruangan dimana terakhir kali Mama meminta tolong dengan lirih padanya.

Rimba tak mampu menopang tubuh. Ia merosot dibalik pintu rumah yang sudah tertutup.

Mata itu kembali berlinang, ketika kilatan demi kilatan peristiwa mengisi benaknya.

"Ma—mah,"

Pria itu menelungkupkan wajahnya di kedua lutut. Isakan tak dapat ia tampung lagi.

Kembali, Rimba kembali menangis, meraungi kepergian wanita terhebat dalam hidupnya, juga hadirnya bidadari-bidari kecil yang akan ia jaga di kemudian hari.

Sekilas ingatan beberapa hari lalu menyeruak dalam pejaman mata Rimba.

Flashback.

"Mah, belum tidur?" Rimba masuk ke dalam kamar Mama-nya yang masih terbuka, padahal jarum jam sudah menunjuk pukul satu dini hari.

"Eh, Rimba, belum tidur, Nak?" Balas Cahaya— Mama Rimba sembari melipat baju-baju kecil berwarna pink.

Rimba memeluk Mamanya, kemudian mendudukan diri di samping Mamanya yang terduduk diatas ranjang.

"Adik-adik abang, nggak rewel, kan?" Rimba mengelus perut besar Mamanya.

Tepat ketika Rimba mengelus perut Cahaya, dua tendangan bberuntun ia rasakan di telapak tangan.

"Bawel banget ya Mah, adik Rimba kayaknya?" Rimba menoleh ke arah sang Mama yang tersenyum.

"Iya harus bawel, abangnya aja posesif. Heran Mama tuh, kok bisa Ata kuat sama kamu ya?" Celetuk Cahaya sembari melipat baju baju cantik yang kemudian ia masukan ke dalam tas jinjing.

Rimba kemudian membantu Mamanya melipat baju bayi kecil yang masih menumpuk di atas kasur.

"Rimba gak sabar nunggu princess-princess kecil lahir, Ma." Tutur Rimba dan menaruh baju bayi yang sudah ia lipat ke dalam tas jinjing.

"Mama juga nggak sabar, gak sabar liat kalian berantem," Kekeh Cahaya di akhir kalimat, membuat Rimba mendengkus.

"Rimba janji, bakal jadi abang yang hebat buat princess kembar Mama." Tutur Rimba, menatap Mamanya yang kini menghentikkan kegiatannya untuk menatap putra pertamanya.

ARIMBA [END]Where stories live. Discover now