A 18

33.6K 5K 1.2K
                                    

Happy 5K followers!!

Ayooo yang belom follow, follow dulu, biar bisa baca ya! AloisiaTherin

600 vote dan 800 komen ya!


600 vote dan 800 komen ya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


DUM DUM DUM DUM

Mentari berjalan dengan penuh emosi ke arah Rimba yang berdiri memunggunginya. Pipinya menggembung besar, matanya memicing tajam, tak lupa kedua tangannya mengepal di samping tubuh.

Bak gajah memgamuk tapi menggunakan pakaian Frozen, Mentari benar-benar menatap punggung tegap Rimba dengan emosi besar. Bahkan rasanya, mata Mentari mampun mengeluarkan laser yang dapat menembus punggung hingga jantung Rimba.

Semakin dekat, rasanya asap yang mengepul di kepala Mentari pun semakin banyak. Apalagi ketika ia melihat Rimba tak kunjung mengusir wanita  cantik itu.

"BABAAAAA!!!!!" Pekik Mentari tepat di samping telinga Rimba, ditambah sebuah jeweran di telinga kanan Rimba.

🍌🍌🍌

"Apa liat liat Ata?! HAH?!" Sentak Mentari, ketika Rimba sedari tadi menatapnya dengan pandangan datar.

Rimba duduk di depan Mentari sembari menyedekapkan tangan di dada. Sedangkan Mentari duduk di depan Rimba sembari menyeruput pop mi rasa ayam bawang.

Ata tuh laper, habis marah-marah.

"Nambah pop mie?" Tanya Rimba.

"Iya Baba, dua ya. Eh tambah ote-ote sama tempe mendoan lima ribu, jangan lupa lombok ijonya." Mentari yang  sedang mengunyah mie itu menggerakan tangannya sesuai dengan angka yang ia sebutkan.

Saoloh Taaaaaaa. Lo disogok ote-ote aja luluh!

"Deal. Lo udah gak boleh marah lagi brati." Ujar Rimba sembari menaik turunkan alisnya.

Mentari menggelengkan kepala dengan berirama.

"Nggak. Ini kewajiban Baba sebagai pacar Ata untuk selalu membuat perut Ata kenyang." Tutur Mentari.

"Lo gak maafin, gak gue beliin." Ancam Rimba.

"Perjanjian pertama! Pasal ke berapa Ata lupa. Intinya, sekalipun kita bertengkar, Baba harus wajib mengisi perut Ata sampai kenyang!" Mentari menunjuk-nunjuk wajah Rimba.

Rimba memutar kedua bola matanya malas. "Mana ada perjanjian begitu?"

"Ada! Baba sendiri yang pertama kali buat perjanjian dadakan tidak tertulis. Gara-gara Baba cemburu Ata di cipok monyet, kan." Mentari kembali menyeruput mie.

Rimba menggaruk kepalanya sebentar. "Nyesel gue," Gumam Rimba tanpa sadar.

Jadi tuh, waktu Mentati dan Rimba awal-awal pacaran, Rimba sering cemburu dan posesif kepada Mentari akan segala hal, membuat bibirnya mengucapkan sebuah perjanjian dengan puluhan pasal yang pada akhirnya tercetus melalui bibirnya sendiri.

ARIMBA [END]Where stories live. Discover now