Wajib vomment! Kalo gak, ngambek nih!
Mentari berjalan dengan cara menghentak-hentakan kakinya kuat ke atas lantai. Pipinya menggembung besar. Matanya memicing serius. Ekspresinya benar-benar seperti Hulk marah.Sesekali mata Mentari melirik sinis ke arah orang-orang yang sok menggoyangkan badannya, seolah ada gempa. Tak lupa, sarkasan keluar dari bibir mereka, para haters yang menyebut Mentari dengan sebutan, Hatari bantet.
"Aduh gempa oi! Gempa! Berlindung!"
"Saoloh!! Gempaaa!"
"Tsunami on the way gesss!"
"Baik, dilaporkan terjadi gempa di SMA Victory, pada pagi ini—"
Mentari semakin menggembungkan pipinya. Ia benar-benar semakin dibuat gondok, oleh para hatersnya. Mentari tuh lagi sebel gara-gara Rimba. Yang tadi pagi itu loh! Dibilang pipi Mentari mentul-mentul! Dikira tetek apa, mentul-mentul?!!
Istigfar Mentari...
Geram mendengar celotehan orang yang mengejeknya, Mentari sontak berhenti di depan pot besar tanaman yang dipajang sebagai hiasan koridor. Dengan penuh emosi yang menggebu, Mentari meraup batu hiasan berwarna putih di dalam pot itu sebanyak mungkin, kemudian membalikkan tubuhnya, menatap orang-orang yang masih mengejek ia.
"JURUS— MAUNG—NGAMUK!! HIYAAAKKK!!!"
Mentari berlagak seolah sedang mengumpulkan kekuatannya, bak adegan sinetron yang bertarung dengan tenaga dalam.
"WUSH WUSH WUSH WUSH WUSH!" Mentari dengan brutal melempar batu-batu itu ke arah siswa yang berlari masuk ke dalam kelas, ketika Mentari mulai mengeluarkan kelakuan bar-barnya.
Setelah batu ditangannya habis, Mentari kembali bergaya, ia meregangkan kedua tangannya ke udara, kemudian menurunkannya perlahan, sembari menghembuskan nafas panjang seolah baru saja bertarung sungguhan. Adegannya persis seperti drama kolosal kesukaannya, Raden Kian Santang, di Channel emenci tipi.
"Mentari, dilawan ~" ujarnya bernada sombong, kemudian membalik tubuhnya, dengan kedua tangan memegang cangklongan tas, pipinya kembali menggembung, dan kakinya kembali dihentakkan kuat ke lantai.
Ia kini berjalan menuju kelasnya yang berada di ujung koridor. Kelas, 11 IPS 5. Kelas paling rusuh seantero SMA Victory.
🍌🍌🍌
BRAKK!!
"E kintil- e kintil- e kintil!"
"Anj—"
"Saolohhhh!"
YOU ARE READING
ARIMBA [END]
Teen FictionIni tentang Rimba, pria bucin dengan gengsi setinggi langit, seluas samudra dan sebesar angkasa. Hobinya menistakan Mentari- kekasihnya. Si gadis polos, bawel, cerewet, tapi bar-barnya minta ampun, suka banget malu-maluin Rimba, biar seisi dunia tau...