Prolog

247 30 2
                                    

Riuh di luar sana tak jua bisa mengobati sunyi dalam benak. Senda gurau keluarga besar nyatanya adalah neraka tak kasat mata untuknya. Tawa, guyonan, saling sindir, juga … pujian. Bii muak, sangat muak. Nyatanya, bangunan yang orang-orang sebut dengan rumah itu hanya sisa puing dalam ingatnya.

Di ujung ranjang kumal, dirinya terduduk dengan binar hampa, kosong tanpa nyawa. Dikaisnya remah demi remah rasa yang mungkin masih bisa digenggam meski tak nyata. Sesekali netranya bersibobok dengan kilas lalu, semu tetapi utuh dan candu akan pilu.

Tidak bisa, lagi-lagi tak ada air mata yang mampu ditahannya. Kembali semuanya luruh, meluncur jatuh ke pangkuan ringkih yang haus akan welas asih. Tautan tangannya semakin menguat, menekan jari satu sama lain hingga memutih. “Manusia adalah makhluk paling mengerikan.”

Sadarnya seketika melesat, membelah kerumunan waras yang sempat mati-matian diikat, meninggalkan kepala pun logikanya. Diraih hiasan rambut berbentuk bunga sakura dengan ujung runcing dari atas nakas geripis. Peninggalan sang nenek yang berkebangsaan Jepang. Berarti dan akan sangat berarti sebentar lagi.

“Jika Kau tak mengampuniku, maukah Kau tak mengampuni mereka juga?”

Satu tusukan menembus kulit telapak tangannya. Kental darah mulai menutup gurat tangan, bercampur liquid bening yang menetes dari ujung dagunya.

“Aku tidak merasa cintaku pada-Mu Kau sia-siakan, sungguh.” Semakin banyak darah keluar tatkala sekali lagi ditambahnya kedalaman tusukan. “Aku … aku terlalu malu mencintai-Mu dalam kehinaanan ini.”

-o0o-

Halo👋 Finally. Sejujurnya aku nggak yakin mau publish cerita ini dulu, karena terlalu dark buat aku pribadi sebagai yang nulis. But, ya mungkin besok-besok aku akan publish cerita yang lain juga and I love them both. So, bisa barengan, selang-seling meski aku harus ekstra nulisnya.

Jadwal updatenya, aku baru berani bilang seminggu sekali, tiap hari Minggu untuk cerita ini🙂 Pun bisa lebih jarang lagi, menyesuaikan padatnya aktivitas aja.

So, wish you enjoy dan harap bijak karena cerita aku yang satu ini unsur mature-nya lebih kental dari cerita-cerita sebelumnya.

Btw, ini kisahnya Hijir, tapi dari sudut pandang si cewek. Jadi, sabar kalau belum nemu Hijir.

Amaranteya

17th of July 2022

Gratia DeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang