-kewajiban dan hak-

60.7K 3.4K 85
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading

🌿🌿🌿

Sinar bulan sabit menerangi bumi. Banyak bintang-bintang yang ikut hadir di sana, membuat langit malam ini terlihat sangat indah. Dan angin terasa sejuk, membuat suasana malam ini terasa menenangkan.

Anisa dan Aziz sedang menikmati suasana malam ini di balkon kamar Anisa. karena mereka masih berada di rumah ayah Hasan dan bunda Rina. Keduanya sedang duduk di kursi yang tersedia di sana. Anisa menyandarkan kepalanya di dada Aziz. Sementara Aziz merangkul pinggang istrinya.

Tangan kanan Aziz terulur meraih secangkir teh hangat buatan istrinya. Lalu menyesapnya perlahan.

"Mas, boleh gak, aku pakai kerudung pasmina?" tanya Anisa sembari melingkarkan kedua tangannya pada pinggang suaminya.

Aziz kembali menaruh cangkirnya. Ia menunduk, menatap wajah cantik istrinya yang sangat natural tanpa polesan makeup sama sekali. "Boleh sayang. Pakailah jika kamu ingin memakainya. Tapi harus tetap nutupin dada, oke sayang?"

Anisa mengangguk. Mereka kembali terdiam. Menikmati setiap hembusan angin sejuk yang menerpa tubuh mereka. Aziz menempelkan pipinya di kening istrinya. Dan sesekali tangannya yang melingkar di pinggang istrinya, memberikan elusan di perut istrinya.

Anisa menggigit bibir bawahnya merasa ada banyak kupu-kupu berterbangan di perutnya, ketika tangan suaminya bergerak memberikan elusan di sana. Namun, Anisa tidak protes sama sekali.


"Besok, mau kemana aja nih?" tanya Aziz.

Anisa tampak berpikir sejenak, "Besok pagi, kita beres-beres barang yang mau di bawa ke bali. Siangnya, kita di rumah aja. Terus, sorenya kita keluar. Kita beli ciki-ciki buat di perjalanan, sama buat di sana juga. Gimana menurut kamu?"

"Boleh," jawab Aziz mengangguk setuju.

"Nanti setelah menikah, kamu jangan menunda nunda hak Aziz ya sayang. Terkadang suami gak minta duluan, karena ia menghargai keputusan istri. Dan takut istrinya belum siap. Kalau istri nawarin duluan, itu kan bertanda istri udah siap menyerahkan hak si suami. Jika kamu belum siap, katakanlah kepada suami kamu dengan lembut, kalau kamu belum siap menyerahkan haknya. Jika kamu udah siap, silahkan melayani suami dengan lapang dada dan ikhlas."

Tiba-tiba perkataan ayahnya waktu itu, terngiang di kepalanya. Anisa mengusap dada suaminya dengan pelan. "Mas...."

"Iya, kenapa sayang?, udah ngantuk hm?" tanyanya begitu lembut.

Anisa mengangguk pelan. "Tidur yuk!"

Aziz meraih kembali cangkir teh nya. Dan meneguk habis air teh manis itu. "Yuk, udah malem juga."

"Biar mas yang bawa sayang." Aziz menahan istrinya yang akan membawa cangkir bekasnya. Anisa hanya menurut.

Kemudian keduanya masuk kamar. Aziz keluar kamar untuk menaruh cangkir. Sedangkan Anisa masuk kamar mandi, untuk mengambil air wudhu.

Anisa membereskan tempat tidurnya sembari menunggu suaminya kembali. Tak lama, setelah Anisa selesai membereskan tempat tidur, Aziz kembali dengan satu gelas air di tangannya.

Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit||Where stories live. Discover now