Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya, "Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, lalu ia meninggal di malam itu, maka ia mati syahid di sisi Allah"

Dan Nabi pernah bersabda yang artinya: "Orang yang tidur dalam keadaan bersuci mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa dan mengerjakan sholat malam"
(Hadits riwayat Al-Hakim, At-Tirmidzi dari Umar bin Huraits dan isnadnya dlo'if).

Dan.... "Al wudhuu-u syathrul iimaani" wudhu itu separuh iman. (Hadita riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Hassan bin Athiyyah).

Itu adalah amalan yang ringan, tetapi ganjarannya besar. Maka dari itu, selagi ia sanggup mengamalkannya, selagi ia sanggup melakukannya, Anisa tidak pernah meninggalkannya.

🌿🌿🌿

Menikah bukan hanya untuk mendapatkan anak, harta, tahta, dan bukan juga hak dan kewajiban sebagai suami dan istri, tapi tujuannya bahkan sampai akhirat yang akan di pertanggung jawabkan sampai kesana....

Menikah bukan hanya kebahagiaan yang di dapat, tapi juga satu paket ujian kehidupan yang akan selalu datang menerpa. Dan itu pasti.

Menikah itu bukan hanya tentang sebatas komitmen, tapi pikulan beban tanggung jawab dan amanah yang nesti di tunaikan. Tak cuma mental, tapi ilmu pun harus di persiapkan. Bukan tentang menua bersama, tetapi tentang ke syurga bersama.

Hari ini adalah hari kamis, yang tak lain adalah hari pernikahan gus Aziz dan Anisa dan si selenggarakan di sebuah gedung. Pernikahan antara anak kyai dan anak dokter sekaligus pemilik rumah sakit itu, terbilang mewah dan meriah. Dan banyak sekali tamu hadir di sana.

Sekitar 5 menit yang lalu, Anisa sudah selesai di hias oleh MUA yang di pilihkan oleh bundanya.

"Deg-degan hm?"

Anisa yang sedang menatap kosong ke cermin di depannya, langsung menoleh pada gadis bergamis putih di sampingnya. Entah dari kapan Erna ada di kamarnya.
"Eh, teteh udah lama di sini?."

"Enggak kok, kenapa ngelamun?" tanya Erna mengusap bahu Anisa yang terbalut gaun putih simpel namun terlihat mewah di tubuh Anisa.

Anisa menunduk, "Deg-degan teh."

Erna tersenyum, "Sebentar lagi ijab qobul akan di mulai, gus Aziz udah datang, dan sudah duduk di hadapan om Hasan."

Anisa mengambil nafas dalam dalam, lalu menghembuskannya pelan pelan. Anisa melakukannya sampai jantungnya merasa lebih tenang.

Anisa mengambil tissu di depannya, ketika matanya tidak lagi mampu di bendung saat ayahnya sudah mulai berbicara memakai mic, sehingga Anisa dapat mendengar seluruh percakapan antara ayahnya dan calon suaminya saat ini. Erna dengan setia mengusap bahu Anisa.

"Aziz, lelaki yang insya Allah akan menjadi menantuku, saya ingin menyampaikan beberapa hal untuk kamu. Anisa adalah putri satu-satunya di keluarga kami, dia selalu di perlakukan layaknya seorang putri kerajaan oleh kami. Dan kami tidak pernah sekali pun, memarahinya atau bahkan membentaknya. Kami mendidiknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang," ucap ayah Hasan.

"Kamu jangan sekali-sekali membentaknya, jangan berani memarahinya. karena saya, istri saya, dan seluruh anggota keluarga saya, yang telah membesarkannya tidak berani melakukan itu. Jika kau sudah tak sanggup mendidik anak saya lagi, sudah tak sanggup mengurus anak saya, sudah tidak mencintai anak saya, jangan duakan anak saya. tolong berikan anak saya kembali dengan cara yang lembut." ucap ayah Hasan tersenyum untuk menutupi rasa sedihnya, karena putrinya akan segera di bawa oleh suaminya.

Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit||Where stories live. Discover now