11. Kemah Sekolah

80.6K 12.7K 9.4K
                                    

11. Kemah Sekolah.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Damarez meraba raba space kosong diranjangnya untuk menemukan ponselnya yang berdering. Damarez menyipitkan matanya ketika sinar ponselnya menyilaukan. Dengan masih memejamkan matanya, Damarez menempelkan ponselnya di telinga.

"Kak Ajaaa!!"

"Hmmm? Kenapa?" Damarez masih belum terlalu sadar dari tidurnya. Dengan suara serak dan berat khas bangun tidurnya, Damarez menyahuti panggilan dari Teya.

"Kak Aja baru bangun?!"

"Hmmm..kenapa?"

"Katanya mau kemahh!! Bangun kak!" teriak Teya heboh.

"Hah? Masih pagi banget, sayang," keluhnya lalu merubah posisinya.

"Kak Ajaa! Udah jam delapan! Eya aja udah masuk kelas!!"

"Bawel banget sih..." Damarez tertawa kecil ia sedikit berdehem karena suaranya terasa serak.

"Kenapa hm? Kenapa nelpon?" tanya nya.

"Bangun kak! Pasti udah terlambat!" kata Teya panik.

"Iyaa, cerewet banget jadi sayang," godanya.

"Kangen ya?" tanya Damarez.

"Gr banget sih! Ini untung Eya bangunin ya Kak Aja! Dasar jelek! Buaya! Kebo! Tidur mulu! Ngerdus aja ter-"

"Sssttt...kangen banget ya? Sampe ngajakin ribut?" tebaknya dengan nada menyebalkan.

"Ish! Enggak! Eya gak kangen!!! Sok tau!" jawabnya ketus.

"Hmm...iya iya."
"Kakak izin mau duduk sama cewek, boleh gak?" tanya nya sengaja menggoda gadis ini.

"Sana aja ih! Kenapa pake izin segala?!"

"Bener? Tapi aku mau sender senderan nanti, boleh gak?"

"Gak peduli!"

"Peluk pelukan juga, boleh gak?"

"Gak bolehhh!!"

Teya keceplosan mengatakan itu. Gadis itu langsung menutup sambungan telepon ketika terdengar suara Damarez tetawa diserang sana. Keaadaan kelas yang tidak ada guru ia manfaatkan untuk menelpon cowok itu. Entah kenapa, Teya hanya ingin menelponnya.

Damarez tertawa gemas. Ia menggulingkan dirinya sambil tersenyum senyum salting. Bahkan Damarez terlihat santai ketika ia terlambat menghadiri acara sekolah.

Damarez membuka kembali roomchat gadis itu dan mengetikkan pesan disana. Damarez menekan tombol voice note, ia membisikkan sesuatu kalimat dan melepaskannya tanda pesan suara itu terkirim.

"Bye bye cantik, bercanda yang tadi."

Damarez duduk di pinggir ranjangnya. Ia membuka grup chat nya dengan teman temannya ternyata sudah ramai yang menelpon serta mengetag dirinya. Damarez menekan kontak Yesa dan menelponnya.

"Anjing Rez! Kemane lo?! Gerbang udah ditutup anjir! Cepet ke kelas sebelum peresmian."

"Gue baru bangun."

"Innalilahi, anak monyet..."

"Berani lo?!"

"Jagain belakang sekolah, bentar lagi gue kesana," kata Damarez.

Disisi lain, Teya menangkubkan kepalanya pada lipatan tangannya. Ia merutuki dirinya karena keceplosan mengatakan itu. Ia bahkan sudah tidak memiliki wajah lagi untuk bertemu Damarez.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang