44. Perlahan Mulai Membaik✓

2.4K 306 38
                                    

Happy Reading
°°°°°°°


Saatnya pulang sekolah. Jinna segera merapikan buku dengan semangat. Hari ini Gadis itu tak begitu fokus pada pembelajaran. Pasalnya rasa tidak sabar dan fokusnya yang diluar memenuhi isi kepalanya. Hanya ada satu hal yang membuatnya bersikap demikian. Jungwon. Dirinya tak sabar untuk segera pulang dan menemui sahabatnya nanti.

Taeyong sedari tadi perhatikan Jinna yang bersikap aneh. Ia menghampiri. "Jinna. Hari ini Kau terlihat aneh. Ada sesuatu?"

Jinna menggeleng masih sibuk dengan kegiatan berkemasnya.

"Lalu kenapa Kau terus tersenyum. Bahkan selama jam pelajaran, Kau selalu melirik jam. Tak seperti biasanya."

"Sore ini Wonnie dan Sunghoon Oppa akan pulang. Aku tak sabar bertemu Mereka nanti," Jinna antusias.

"Sunggu?! Itu bagus sekali. Apa Aku boleh datang?"

"Tentu saja. Ajak Kyungmin juga. Aku pun akan mengajak Mia. Kalian datanglah. Wonnie pasti sangat senang bertemu Kalian."

.
.

Di lain tempat..

Jake menunggu yang lain di parkir sekolah, bersandar santai pada mobilnya. Sudah sepuluh menit Ia menunggu dengan sabar. Tapi sedikit terselip pula rasa kesal. "Kenapa lama sekali," celetuknya sesekali memandangi jam di tangan.

Setelah itu, seorang mendatanginya. Teman sekelasnya itu berdiri tepat di hadapan Jake dan manatapnya datar. Jake pun demikian.

"Kau mau apa?"

Siswa itu, Beomgyu. Menundukkan pandangannya sendu dengan tersenyum simpul. "Aku dengar Saudaramu akan pulang hari ini."

"Dari mana Kau tahu?"

"Sunoo yang memberi tahuku," Jake ber-oh ria. "Kau sudah menerima semuanya?" lanjutnya membuat Jake spontan menatap Dirinya.

"Apa Kau sudah memenuhi janjimu padaku dulu, Jake?"

"Janji?"

"Jika berbuat salah pada seseorang, Kita harus meminta maaf, bukan? Dan Kita tidak harus gengsi mengakuinya."

"Katakan dengan jelas."

"Sebelum terlambat, Kau harus melakukannya. Bukankah Kau sudah tahu segalanya?"

Ya, Jake seketika teringat dengan ucapan Beomgyu dulu padanya. Memang sangat terlambat, tapi setidaknya Ia harus mengakui dan meminta maaf. Tetapi entah mengapa sampai sekarang Ia sangat berat hanya untuk mengakuinya langsung pada Jungwon. Rasa malunya yang besar membuatnya takut jika Jungwon tak menerimanya.

Satu tangan yang mendarat pada pundak kiri Jake membuatnya tersadar dari lamunan. "Dengar. Belum terlambat, Jake. Setidaknya cobalah dulu. Sebelum penyesalan menghancurkanmu diakhir nanti," Beomgyu tersenyum padanya. Sementara Jake bungkam oleh ucapannya.

•••••••

Jungkook dan Heeseung menunggu Perawat melepas infus kedua Adiknya. Melihat wajah semu sang Adik ketika sebentar lagi akan terbebas dari jarum dan obat rumah sakit membuatnya ikut senang. Tapi, terselip pula rasa gelisah dibenaknya. Heeseung melamun memikirkan apa yang akan terjadi pada Jungwon nanti. Akankah kata Dokter akan benar-benar terjadi.

Red Blood •[EN-]•Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora