22. Ignored✓

1.9K 311 18
                                    

♥Happy Reading♥
°°°°°°°


"Jinna, kembalikan sepatuku sekarang!!" Jungwon terus mengejar gadis itu dengan tenaga yang Ia punya.

Jinna mengambil sebelah sepatu Jungwon dan membawanya berlari. Ia hanya ingin mengajak sahabatnya itu bermain-main. Anggap saja pemanasan sebelum memulai olahraga nanti. Itulah yang Jinna fikirkan.

"Ambillah jika Kau masih sanggup berlari. Jika sekarang Kau sudah merasa lelah, bagaimana saat giliranmu olahraga berlari nanti!" teriak Jinna yang sudah jauh didepan sana.

Jujur saja. Jungwon mengakui jika kecepatan lari gadis itu lebih cepat darinya. Tentu saja karena Jungwon jarang berlari. Tepatnya Ia tak ingin. Atau suatu hal buruk akan Ia alami.

"Jinna.. K-kumohonn. Arghh.." Jungwon memegangi dada bagian kirinya. Sesekali wajahnya terlihat menahat sakit.

Degup jantungnya terasa tidak normal. Begitu cepat. Nafasnya memberu dengan keringan dingin bercucuran dari pelipisnya.

Jinna baru menyadari ketika berbalik melihat Jungwon jauh dibelakangnya. Jungwon berhenti ditempat. Apa yang Jinna lihat sekarang membuatnya hawatir dan berfikir macam-macam. Ia berlari menghampiri Jungwon yang tertunduk dengan tangan memegangi area dadanya.

"Wonnie.. Kau kenapa?!" gadis itu gelisah.

"Jinna.. A-aku lelah. Arghh.." lagi, Jungwon merintih, wajahnya terlihat menahan sakit.

"Wonnie.. ada apa denganmu. Apa yang sakit?!" gadis itu semakin cemas dan takut. Jinna tak sanggup lagi menahan isakan tangis dihadapan Jungwon yang sekarang sangat kesakitan.

Jungwon semakin lemas. Dada kirinya semakin sakit seakan benda tajam menyayat jantungnya. Bahkan dadanya terasa sangat sesak. Jungwon merasa semakin sulit bernafas.

Jatuh. Jungwon tak sanggup menahan beban tubuhnya lagi. Wajah itu semakin pucat perlihatkan betapa sakitnya yang dirasa sekarang.

"Akkhhh..."

"Wonniee Kau kenapa!!? hikss.."

Beberapa murid yang melihat segera menghampiri mereka. Bahkan sangat terkejut melihat kondisi Jungwon yang merintih kesakitan.

"J-jinna.. A-aakuu tak bisa.. b-bernafas."

"Wonnie kenapa matamu terpejam.. Bukalah matamu kumohon.. Hikss!"

 Hikss!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pria itu menatap sendu seorang yang tengah berbaring lemah dengan mata masih terpejam dihadapannya.

Red Blood •[EN-]•Where stories live. Discover now