SIAPA?

1.2K 131 49
                                    

"Mati lo bangsat!!!" Marcell menyerang Vansh dengan membabi buta dan dibalas Vansh dengan tangkisan walau beberapa kali tangkisannya gagal.

"Lo yang mati bangsat! Gara-gara kesalah pahaman lo itu keluarga Raya habis gk ada sisa!!!" Teriak Vansh mulai membalas serangan Marcell dengan tak kalah buas.

"Lo bener seharusnya yang gw tumpas habis itu keluarga lo"

"JINGAN!" Ditendangnya pundak Marcell hingga jatuh tersungkur.

Vansh berjalan mendekat dan mengangkat tinggi-tinggi pedangnya. "Seharusnya gw gk mengakhiri secepat ini. Tapi lo baru mulai udah gk tau diri aja"

Brukh

Tubuh Vansh ditarik kebelakang hingga kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Pedangnya pun terlempar agak jauh.

"Oh ada penyelamat ternyata. Kenapa? Lo temenan sama dia?"

"Atau.. Vansh kamu gk bisa bunuh dia. Kamu bisa ditangkap karena tindakan kriminal itu" Ucap Yohan menatap sekitar yang kondisinya masih belum terkendali.

Vansh bangkit dari jatuhnya dan menatap Yohan sinis. "Emang lo siapa? Lo gk berhak buat ngelarang gw bunuh dia. Bahkan kalo bokap gw larang pun gw bakal tetep bunuh dia"

"Heh ketos mending pergi deh lo dari situ!" Teriak Vena dari depan pintu aula.

Vansh pergi menghampiri Marcell sedangkan Yohan masih berdiri ditempat. "Gimana nih? Kalo aku lapor polisi nanti nama baik OHS makin tercemar dong? Apalagi Vansh bawa senjata tajam"

"Minggir gk lo!" Sentak Zian membuat Yohan terperanjat dan segera menyingkir dari lapangan.

"Udah selesai?" Celetuk Marcell dengan nada remeh.

Vansh tersenyum simpul dengan mata yang menatap lurus kedepan. "Nyali lo emang gede"

Marcell kembali berlari dan menyerang Vansh. Keduanya saling adu kekuatan dengan tangan kosong. Sementara itu Ale tengah memandang keduanya dari balik jendela aula.

"Kenapa kita gk turun aja sih?!" Sinis Oni yang sedari tadi sudah tersulut emosi.

"Yaudah sih ini kan urusan mereka jga" Cetus Zada membuat Oni menoleh dengan tatapan sengit.

"Inikah yang dinamakan teman setia kawan"

"Mereka gk bakal mati kali" Sahut Daniel yang tengah santai mabar bersama Keno dan Kenan.

"Gw rasa itu mungkin aja terjadi" Kini Fernan yang membalas sembari menatap kearah gerbang utama yang dimasuki ratusan anak berandal dari berbagai geng motor.

"Menarik"

***

Yohan berjalan menuju toilet pria dengan was-was. Sebagai ketua OSIS seharusnya dia bisa mengatasi semua masalah di sekolahnya.
Tunggu apa itu semua tugas ketua OSIS? Membereskan semua masalah?
Sepertinya Yohan sudah salah mengartikan semuanya.

"Gimana ini? Sebagai ketua OSIS di sekolah ini gw gk bisa biarin mereka gitu aja! Mereka bisa aja merusak nama baik sekolah dan keluarga mereka" Yohan memandang gelisah kearah cermin.

Tidak Yohan! Tugas seorang ketua OSIS tidak sampai sejauh itu. Menjaga nama baik keluarga katanya? Itu terlalu...sensitif?

"Apa gw harus telfon polisi? DAN MENCORENG NAMA BAIK OHS?! Engga-engga itu gk mungkin terjadi! Trus apa yang harus gw lakuin?"

Sejenak Yohan merenung memikirkan jalan keluar dari semuanya. Sampai sebuah ide  menghampiri otak cerdasnya.

"Halo? Tuan Fadel? Saya ingin melaporkan"

BAD GIRL LIMITED EDITION (END) Where stories live. Discover now