MENGUNDURKAN DIRI?

1.6K 149 72
                                    

Malam ini markas Zaga tampak ramai karena seluruh anggota yang berkumpul atas perintah sang Bu Bos. Para anggota inti sudah duduk di kursi masing-masing menyisakan satu kursi kosong milik gadis yang baru saja pergi beberapa hari yang lalu.

Vansh dengan aura tegasnya yang membara malam ini duduk di atas singgasananya di samping Ale. Semua orang tampak diam menunggu seseorang yang akan memulai percakapan.

"Udah kumpul semua?" Suara datar Vansh memecah keheningan markas. Semua orang serentak mengatakan kata 'Ya' yang dibalas anggukan kecil dari Vansh.

Jauh di dalam sana semua orang sedang kebingungan dengan situasi malam ini yang terlihat berbeda dari biasanya. Malam ini aura sang ketua tampak lebih tegas dari pada biasanya.

"Malam ini gw bakal bahas tuntas semua kejadian yang terjadi sama kita" Ujar Vansh menatap semua anggotanya sampai ke pojok-pojok.

"Pasal kematian Raya.. Kita bakal balas apa yang udah dilakukan Lovis dengan setimpal. Dalam artian nyawa dibalas nyawa. Ada pendapat?" Tanya Vansh pada semua orang yang ada di hadapannya.

Raka mengacungkan tangannya. "Kita bakal masuk penjara?" Tanya Raka dengan kedua alis yang dinaikkan.

"Enggak itu gk mungkin terjadi. Yang lain?"

"Kapan kita bakal balas dendam?" Tanya Dika yang duduk di pojokkan.

"Dalam waktu dekat. Selagi belum mendekati PTS"

Semua mengangguk paham dan mulai memfokuskan pandangannya kembali kearah Vansh.

"Yang kedua. Masalah Alvin dan Zeno" Ucap Vansh menatap kedua anggotanya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Keduanya menoleh dengan raut wajah yang berbeda. Alvin dengan satu alis yang naik dan Zeno yang memasang wajah datar khasnya.

"Gausah bertele-tele sekarang gw minta kalian minta maaf secara resmi. Kalian pikir gw gk tau alasan Zark renggang? Itu karena kalian suka sama Raya kan? Kalian bener-bener berjuang sampe-sampe lupa sama Zark?" Pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan beruntun dari Vansh membuat keduanya diam membisu.

Mungkin perselisihan antara keduanya memang tak begitu ketara karena mereka selalu bersikap biasa jika berhadapan dengan yang lain. Mereka pikir ini adalah masalah pribadi yang tak perlu diumbar-umbar.

"Minta maaf sekarang! Gw gk segan buat kasih kalian berdua hukuman kalo kalian masih gk mau baikan" Ucap Vansh tegas disetiap katanya.

Alvin menghela nafas lelah kemudian menyodorkan tangannya di depan Zeno. Zeno melirik uluran tangan di depannya tanpa ekspresi. Untuk beberapa saat tangan Alvin masih terulur tak mendapat balasan.

"Zeno!" Tegur Vansh. Ia tak peduli usianya yang lebih muda dari Zeno. Yang jelas disini ialah yang berperan sebagai ketua.

Setelah mengambil nafas dan menghembuskannya sejenak Zeno pun menerima uluran tangan Alvin. Alvin pun menyunggingkan senyum manisnya.

"Kita gk perlu berebut lagi bro, dia udah pergi dan itu keputusan yang adil buat kita" Ujar Alvin menarik kembali tangannya.

Zeno hanya bergumam menanggapinya. Tak urung ia juga lega sudah bisa berdamai dengan temannya yang rada sableng itu.

Vansh berdehem membuat semua atensi mengarah padanya. Wajahnya tampak lebih serius dari sebelumnya.

"Dan untuk Varo... Gw terima pengunduran diri lo" Ucap Vansh membuat suasana hening.

Pengunduran diri?

"Pengunduran diri? Varo?" Tanya Alvin tak paham. Seharusnya malam ini Vansh mendepak Varo dari Zark tapi? Varo mengundurkan diri?

BAD GIRL LIMITED EDITION (END) Место, где живут истории. Откройте их для себя