Chapter 15 || Reoccur

Start from the beginning
                                    

Setelah Rendy keluar ruangan barulah Adzriel membuka pembicaraan.

"Ku dengar kau paham dengan benda seperti permata, berlian dan perhiasan lainnya, right?" ucap Adzriel.

"Ya, Tuan aku cukup paham dengan perhiasan-perhiasan seperti itu," ucap Vallen sembari tersenyum kecil.

"Kau tahu jenis-jenis permata?"

"Hm, aku tahu. Apakah itu yang membuatmu penasaran? Apakah kau ingin mengetes pengetahuanku?"

Adzriel terkekeh kecil kemudian mengambil sebuah benda yang sedari tadi menjadi fokusnya. "Ya, aku selalu penasaran denganmu. Dan aku selalu ingin tahu apa kelebihan para pekerjaku."

"Wow, terdengar sedikit merendahkanku," ucap Vallen dengan nada sedikit mengejek.

Adzriel mendengus kemudian menyerahkan benda yang ia pegang pada Vallen. "Jelaskan tentang pin ini," titahnya.

Vallen mengambil sebuah pi berbentuk mahkota tersebut dari tangan Adzriel. Ia mengamati setiap detail dari benda tersebut. Bahkan, jenis batu Ruby yang digunakan dalam pembuatan pin tersebut pun turut ia perhatikan.

Tidak perlu waktu lama Vallen selesai mengamatinya. Ia sedikit terkekeh sambil mengembalikan benda tersebut pada Adzriel.

"Kau tidak tahu itu pin seperti apa?" tanya Vallen sembari terkekeh kecil dan jangan lupakan nada suara yang terdengar sedikit mengejek.

"Ck, jangan membuatku marah," peringat Adzriel.

"Kau selalu saja mudah marah," ucap Vallen. "Benda yang ada ditanganmu itu bukan sembarang pin."

Adzriel menaikkan sebelah alisnya pertanda bingung apa yang diucapkan gadis itu.

"Dari bentuknya dan detailnya sangat mustahil kalau benda itu pasaran. Aku bahkan tidak pernah melihat benda itu dipakai oleh orang lain. Batu Ruby yang terdapat di pin itu bukanlah batu Ruby biasa."

"Bagaimana kau tahu?"

"Hei! Aku sudah bilang kalau aku paham dengan ini!" kesal Vallen karena Adzriel lagi-lagi meremehkannya.

"Lanjutkan," ucap Adzriel yang membuat Vallen harus memperbanyak kesabarannya.

"Batu Ruby yang ada di pin itu dipesan secara khusus dan hanya orang-orang tertentulah yang bisa memakainya. Oh, atau lebih jelasnya lagi adalah hanya orang-orang khusus yang memakai pin itu sebagai tanda pengenal."

"Tanda pengenal?"

Vallen menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menatap kearah lain. "Ternyata kau tidak banyak tahu."

"Kau menghinaku?!" ucap Adzriel dengan nada sedikit meninggi.

"Anggap saja seperti kau memakai sebuah tanda yang sama dengan anggota atau keluargamu. Contohnya seperti tato, mungkin," perjelas Vallen.

"Bukan itu yang aku ingin tahu."

"Jadi?"

"Siapa yang mengenakan pin ini?"

Pertanyaan Adzriel ternyata menjadi lebih serius. Vallen menghela nafasnya sebentar sebelum berbicara. "Seseorang atau mungkin orang-orang yang lebih tinggi darimu."

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now