Alvina || Part 56

195 48 58
                                    

Happy Reading vrenn❤️

Jangan lupa pencet tombol bintang

Eitsss komen juga ya, biar rame❤️

*****

"Yang ini aja deh, cocok!" seru Dinda takjub.

Vina melihat penampilan dirinya, bajunya memang pas dipakai ditubuhnya.

"Gimana, suka?"

"Suka, Ma," jawab Vina tersenyum.

"Ya udah ayo pulang."

Dinda membayar baju Vina, tampaknya Dinda juga membeli baju baru. Acaranya seramai apa sih? Sampai mamanya repot-repot seperti ini. Tapi Vina tak ambil pusing dengan itu semua.

*********

Malam hari pun tiba. Vina yang ingin berdandan biasa saja, akhirnya harus menuruti Dinda.

Dinda mendandaninya bagai seorang tuan putri. Wajah tampil dengan natural Vina saja sudah sangat cantik, apalagi jika dia di dandani seperti ini.

"Ma, ini ketebelan deh make-up nya," ujar Vina risih. Karena selama ini memang ia tidak suka berdandan.

"No! Ini kamu cantik banget sayang!" seru Dinda sangat puas dengan hasil make-up nya.

"Ini kalo Revan tau Al dandan kaya gini, pasti ngga dibolehin," ucap Vina terkekeh.

"Revan ngga suka Al cantik-cantik," lanjutnya tersenyum.

Dinda prihatin melihat putrinya. Putrinya itu masih terbayang-bayang ilusi Revan. Semua tentang Revan masih sempurna diingatan Vina.

"Al ngga ada niatan buat nyimpen semua barang dari Revan?" tanya Dinda melihat sekeliling kamar putrinya masih penuh dengan barang-barang dari Revan.

Vina menggeleng, "cuma raga Revan yang pergi, hati Revan masih selalu buat Vina," jawabnya seraya tersenyum manis.

"Ya udah, ayo berangkat."

Dinda menarik tangan Vina menuju mobilnya. Dinda takut jika sudah membahas tentang Revan, putrinya itu pasti akan menjadi murung.

*******

Vina takjub dengan gedung menjulang tinggi di depannya. Disini ramai sekali, pantas saja mamanya sibuk mendandaninya. Jika Vina dandan biasa saja pasti ia akan malu, karena semua yang datang tampil dengan gaya yang tidak sederhana.

"Ini acara apa sih, Ma?"

"Ini acara makan malam biasa sih. Cuma banyak yang dateng temen-temen SMA, kaya sejenis reuni gitu," jelas Dinda.

Vina mengangguk paham. Pantas saja sampai ramai seperti ini.

"Ma, toilet dimana, ya?" Kebiasaan Vina yang tidak berubah, dimana pun, kapanpun itu, pasti tidak bisa jauh dari toilet.

"Itu didepan, Al belok kiri aja."

"Mau mama temenin?" tawar Dinda.

ALVINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang