Alvina || Part 54

213 48 15
                                    

Happy Reading ❤️

Bentar dulu gengss aing mau tanya.

Kalian mau nya gimana? Up setiap hari tapi cuma satu part atau beberapa hari sekali tapi lebih dari 2 part?? Mau yang mana nih???

Jawab ya vrennn😚

*******

"Revan," panggil Selvia dengan nada yang sangat manja.

Revan hanya melirik saja. Pikirannya sedang kacau, malah nenek lampir satu ini mengganggunya. Sangat menyebalkan.

"Aku denger-dengar kamu putus sama Vina, ya? Apa bener?" Tanya Selvia dengan sok peduli.

"Ada urusannya sama lo?" jawab Revan sinis.

Selvia menghela nafas panjang. Tangannya menyentuh rambut Revan yang berantakan, terlihat sangat tidak rapih seperti Revan biasanya.

"Kalo udah putus, yaudah sih. Kan masih ada aju yang selalu ada buat kamu," ujar Selvia tersenyum, tangannya meraih tangan Revan.

Revan yang merasakan risih pun langsung menarik tangannya dengan kasar.

Maya Selvia tak sengaja melihat Vina dan Fitri tak jauh dari mereka. Selvia tersenyum miring.

"Revan," panggil Selvia dengan manja, ia menyenderkan kepalanya di bahu Revan.

"Apaan sih lo?!!" bentak Revan yang ingin menjauhkan kepala Selvia dari dirinya.

"Van aku sedih, orangtua ku selalu bertengkar dirumah. Sebentar aja Van, aku minjem pundak kamu buat bersandar," ujar Selvia dengan terisak yang dibuat-buat.

Revan jadi tak tega. Pikirannya langsung mengingat Vina. Gadis itu selalu saja merasakan apa yang dikatakan Selvia. Hidup dalam rumah yang tidak ramah itu sangat menyiksa.

Selvia tersenyum miring, tangannya meraih tangan Revan. Agar ia terlihat begitu dekat dengan Revan.

Dari kejauhan Selvia bisa melihat, Vina dan Fitri menghentikan langkah mereka.

"Gila anjir Revan! Baru aja putus langsung nempel sama cewe lain!" Emosi Fitri melihat Selvia dan Revan.

"Wah ngga bisa dibiarin, gue harus labrak itu nenek lampir!"

Vina langsung menarik tangan Fitri yang ingin mendekati Revan dan Selvia.

Vina menggeleng lalu tersenyum, "ngga usah Fit, gue ngga papa, kok."

"Tapi itu ngga bis--"

"Ngga papa, ayo ke kelas," potong Vina langsung menarik tangan Fitri.

Vina kembali melihat Revan. Sepertinya Revan tak melihat dirinya.

Vina menarik nafas dalam-dalam. Ini baru permulaan. Ia harus bisa membiasakan diri tanpa kehadiran Revan. Membiasakan diri melihat Revan dekat dengan perempuan lain. Meski menyakitkan, tapi itulah konsekuensi yang harus ia terima.

******

"Vin, jangan sedih aelah! Ceria dong kaya biasanya!" teriak Alfa mencoba menghibur Vina.

ALVINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang