"Sorry, Mr." Seumur hidupnya, baru pertama kali Alvian ditegur seperti ini, dan itu dikarenakan gadis yang duduk disampingnya.

"Sorry, Mr. I feel a little pain in my leg. Sorry, if i make a noise," ucap Ashilla beralasan, tetapi ia tidak sepenuhnya berbohong.

"Sick? Why not go Shool Medical Room?"

"It's okay Mr. now i'm fine."

"Okay, don't talk anymore! Focus on lesson!"

"Sure, Mr." jawab Alvian dan Ashilla bersamaan.

-Alshi-

"Shilla, Vira, gue duluan, ya!" Vina melambai, sambil masuk ke dalam mobil Papanya.

"Iya, hati-hati!"

"Shill, pulang bareng gue, yuk?" ajak Vira.

"Gapapa, Vir. Gue nungguin Bang Fateh, agak jauhan dari sekolah," jelas Ashilla.

"Kok gitu?! Lo sama Abang lo, kan, satu sekolah...," tanya Vira kelimpungan.

"Huftt ... u know Vir, gue fake nerd, ntar gue di-bully lagi." Ashilla memutar kedua bola matanya malas.

"Oh gitu ... yaudah, gue duluan, ya!" ucap Vira sambil menjalankan motor maticnya.

"Iya, hati-hati!"

Ashilla mulai berjalan pelan menjauhi sekolah itu, gadis itu menunggu di tempat biasa ia dijemput.

"Ck, ck ck, lama amat si Abang." Ashilla mulai kesal, ia melirik arloji di tangan kirinya, sudah pukul lima lewat tiga, untung saja, ia sudah Shalat Ashar di sekolah.

Abang Teh Sosro
last seen today at 16:17.

bang? |
bang? gue udah nunggu di |
tempat biasa ini. 
bang, jawab! |
17:03

Ashilla mendesah kesal, Abangnya itu tidak kunjung membalas. Pesannya terkirim, namun hanya bercentang satu, ia memutuskan untuk menelpon Abangnya.

Tut ... tut ... tut ....

"Bang, ayo dong angkat!" Ashilla tidak menyerah, gadis itu menelpon Fateh lagi. Untungnya di dering ketiga, Fateh mengangkat telpon darinya.

"Iya Dek ... kenapa?"

Ia mendengar Fateh berbisik-bisik, "lo ngapain bisik-bisik?"

"Ini ... gue lagi rapat osis. Astaga! Gue lupa! Lo udah di tempat biasa?!"

"Yah, yaudah gapapa, gue bisa pulang sendiri."

"Naik apa? Sama siapa? Kalau nggak, gue suruh Alvian nganter lo, dia lagi main basket, tuh."

"Gausah heh! Ketahuan ntar! Udah dulu, ya. Assalamu'alaikum."

"Eh Shill?! Gue—" Tidak, Ashilla tidak memutuskan sambungan sepihak, tetapi handphone-nya yang tiba-tiba mati—habis baterai.

Sial sekali.

Gadis itu memutuskan untuk berjalan pelan. Uangnya habis, baterai handphonenya juga habis—setelah menelpon Fateh. Mau tak mau, ia pulang sendiri, mungkin jumpa taksi di jalan. Pikirnya.

AlshiWhere stories live. Discover now