18.00 Oza: Origami Hati

2.5K 834 25
                                    

"Mungkin memang benar bahwa di dunia, masa depan tak semengerikan yang terpikirkan. Sebab masa depan indah adalah berupa mimpi yang tiada."

Bagaimana sosok Ciera dalam hidup Oza? Walaupun tidak terlalu dekat satu sama lain, gadis itu baik, selalu tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana sosok Ciera dalam hidup Oza? Walaupun tidak terlalu dekat satu sama lain, gadis itu baik, selalu tersenyum. Lagi, Ciera terlalu berbeda dari anak-anak kebanyakan. Penampilannya kadang kala begitu nyentrik, sangat unik, di luar nalar.

Namun kepribadiannya hangat, terlihat begitu kuat, juga memiliki sisi lemah tak tersentuh. Ciera seperti punya dunianya sendiri. Sulit bagi Oza mengerti jalan pikiran si gadis karena ia benar-benar begitu unik. Jika diibaratkan Ciera bisa dikategorikan sebagai manusia langka perlu dijaga kelestariannya.

Ciera dan jas hujan contohnya.

Dari arah tangga koridor kelas ramai lantai satu.
Gadis itu muncul setengah berlari kecil, kedua sepatunya yang terpasang kini berbalut kresek hitam, jas hujan plastik biru dengan punggung terlihat garis lakban panjang. Ia muncul begitu saja, tak menghiraukan tatap-tatap remeh tertuju untuknya. Matanya melebar, tangannya melambai riang menuju arah Kenzie berada. Suara berisik air, serta riuh redam para siswa menunggu reda bercampur menjadi satu.

Lantai putih koridor penuh akan jejak-jejak tanah basah, agak sedikit licin. Ciera hampir terpeleset, yah hampir sebab reflek Ciera sudah terlatih melindungi diri dari mara bahaya. Gadis itu malah tertawa memegang dinding kelas sambil berucap kata 'selamat'
Ucapan-ucapan tajam mengudara menghujatnya secara terang-terangan, tapi gadis itu sungguh-sungguh tak peduli.

"Nunggu reda juga ya?" tanyanya.

"Bisa gak sih tungguin gue dulu! Gak usah lari-lari, capek!"
Aksara muncul dengan ngos-ngosan membungkuk mengatur napas.

Tampaknya Aksara sudah sepenuhnya menerima tampilan gembel seorang Ciera dengan lapang dada, Kenzie mengernyit tidak mengerti kentara sekali bahwa ia termasuk salah satu kaum elit punya sepatu banyak. Sayangnya Ciera cuma punya satu sepatu sekolah, daripada nyeker dan berakhir telapak luka-luka lecet. Ia membuat sebuah penemuan brilian, mengunakan kantong kresek sebagai pelindung anti air. Murah, hemat, mudah didapatkan dan yang terpenting ini adalah salah satu Ciera mendaur ulang sampah plastik. Bukankah dia jenius? Oh tentu. Karena menjadi miskin berarti harus menemukan peluang bertahan hidup. Tanpa adanya rasa malu.

"Lo lemot banget njir! Gue tungguin bukan cepet-cepet malah makin lama."

"Gue harus susun buku-buku gue rapi dalam tas."

"Halah, nyampe rumah juga lo lempar itu tas macam anak tiri," cibirnya.

"Jangan sok tau."

"Yaudah gue tempe."

Kenzie berdehem memecahkan perdebatan.

"Jadi?"

"Apanya tuh?"

Surat Untuk JanuariWhere stories live. Discover now