"Terima kasih ya kakak. Kakak juga cantik," sahut Ainsley dengan tersenyum.

"Ah, kamu bis-"

"Sudah hentikan! Jika terus seperti itu, maka kalian tidak akan berhenti mengucapkan kata cantik," potong Fida memotong ucapan Aqila, yang membuat Ainsley dan Aqila terkekeh pelan.

"Hehehe, Aqila minta maaf mama," tutur Aqila dengan tersenyum manis.

"Iya nak," sahut Fida dengan mengangguk dan tersenyum.

*****

Hari terus berlalu, sampai tiba saatnya Ainsley pulang ke rumahnya. Semua pakaiannya juga sudah di masukkan ke dalam koper miliknya oleh Geffie dan Aqila.

"Terima kasih ya kakak. Sudah membantu Ainsley mengemasi pakaian Ainsley. Ainsley minta maaf telah merepotkan kakak Geffie dan kakak Aqila," kata Ainsley.

"Iya sama-sama adikku. Tidak sama sekali. Kami tidak merasa direpotkan. Jadi kamu tenang saja," sahut Geffie.

"Iya sayang. Kamu tidak merepotkan kami kok. Justru kami merasa senang karena adik kami sudah bisa pulang ke rumah di hari ini," sambung Aqila dengan menatap Ainsley sebentar dengan tersenyum, lalu kembali menatap ke arah koper.

"Kakak. Aku mau pamit sama Jio dulu ya, sebelum aku pulang ke rumah" tutur Ainsley.

"Iya sayang. Boleh kok, nanti kita singgah ke ruangannya Jio dulu ya," sahut Aqila, Geffie menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengizinkan Ainsley untuk pamit kepada Jio terlebih dahulu. Lagi pula untuk apa mereka melarangnya? Jika itu adalah sesuatu yang baik, kenapa tidak?.

Ainsley memang sudah menceritakan tentang Jio. Dan Aqila langsung menangis mendengarnya, sedangkan Geffie hanya bisa berdoa agar Jio segera sembuh.

"Terima kasih," ujar Ainsley.

"Iya sama-sama," sahut Aqila dan Geffie dengan bersamaan.

Selesai melipat baju Ainsley dengan rapi, dan memasukkan ke koper, Aqila dan Geffie membantu Ainsley untuk duduk di kursi roda.

Kursi roda Ainsley di dorong oleh Geffie, dengan Aqila yang berjalan di samping kanan. Koper Ainsley akan di ambil oleh dua orang bodyguard yang terletak di dalam ruangan super VIP room. Jadi, selesai berpamitan ke Jio, mereka akan langsung ke mobil.

Sebelum masuk mereka mengetuk pintu ruangan Jio terlebih dahulu, lalu pintu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya. Itu adalah Faria, asisten rumah tangga yang selama ini selalu bersama, menemani, dan mengurus Jio.

"Selamat sore bibi Faria," ujar Ainsley dengan tersenyum.

"Selamat sore juga nona Ainsley. Mari, silakan masuk. Nak Jio ada di dalam," jawab Faria dengan tersenyum dan membuka pintu lebih lebar agar Ainsley, Geffie, dan Aqila dapat masuk ke dalam ruangan.

Mendengar nama Ainsley disebut, Jio dengan cepat membalikkan kursi rodanya menghadap ke arah pintu ruangannya yang semulanya menghadap ke arah luar lewat jendela. Dan benar, itu adalah Ainsley, Geffie, dan Aqila. Jio tersenyum ketika melihat Ainsley mencium punggung tangan Faria yang diikuti oleh Geffie dan Aqila.

"Terima kasih Tuhan, karena menghadirkan kakak Ainsley beserta keluarganya di kehidupan Jio. Mereka orang-orang yang baik Tuhan, terima kasih banyak," batin Jio dengan tersenyum lebar.

"Halo tampan. Kamu apa kabar, sayang?" tanya Aqila dengan berjongkok di depan Jio, lalu mengusap lembut tangannya.

"Halo bunda. Keadaan Jio baik, bunda. Bunda kabarnya bagaimana?" jawab Jio.

PARALYSED [END]Where stories live. Discover now