Masalah Remot TV

4.6K 348 0
                                    

Gama menatap jengah Reliya yang datang sambil membawa selimut tebal, dia sangat tau apa tujuan gadis itu datang ke rumahnya.

"Ma! Aku tidur sini, ya?"

"Pulang sana," usir Gama sambil bersedekap dada. Reliya tak peduli, gadis itu malah melewati Gama bergitu saja, seolah Gama tak terlihat.

"Dih," cibir Gama kesal.

Dia sangat yakin setelah ini Reliya akan membuat kekacauan. Terkadang dia heran, kenapa bisa ada manusia seperti Reliya. Sungguh tak tau diri.

"Eh, Reliya."

"Mama!" sapa Reliya riang.

Gama yang menjadi penonton menatap keduanya sambil mencebik sebal.

"Aku nginep sini ya, Ma."

"Emangnya kenapa di rumah?" tanya Lina.

"Sepi," balas Reliya sambil menyengir.

Walau terlihat bahagia, Lina sangat tau jika Reliya sedang bersedih sekarang. Dia tak bisa membayangkan menjadi Reliya yang sudah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak dini, dan itu tanpa alasan. Jadi Lina tak bisa tak peduli dengan gadis itu.

"Ya udah, sana tidur."

"Aku mau nonton dulu, Ma."

"Ok. Mama kebelakang, ya?" Reliya mengangguk, lalu setelah itu menuju ruang TV, di mana di sana sudah ada Gama yang sedang menonton tayangan sepak bola.

Dengan berani Reliya merebut remot yang berada di samping Gama, langsung memindahkan Chanel TV dengan tayangan favoritnya.

"Woi gue lagi nonton!" teriak Gama tak terima.

"Gantian," balas Reliya enteng. Gama tak mau menyerah begitu saja, karena sudah dari minggu lalu dia menunggu siaran sepak bola.

"Dih sini!" teriak Reliya saat remot TV sudah berada di tangan Gama.

"Gue dulu," kesal Gama.

"Pulang sana lo," usir Gama menatap Reliya galak. Karena memang sudah kebal dengan segala tatapan Gama, Reliya langsung merebut remot TV dari tangan Gama saat cowok itu lengah.

"Monyet!" pekik Gama tak terima.

"Kalian ini apa-apaan?" lerai Lina.

Dia menatap tak habis pikir dua remaja di depannya ini. Bukan masalah apa-apa, dia sampai tak fokus memasak mendengar teriakan keduanya.

"Mama suruh pulang aja anak ini," ucap Gama kesal.

"Enggak boleh gitu," balas Lina.

"Gantian. Jangan ribut." Reliya menggeleng, memeluk remot yang berada di tangannya erat. Dia tak mau melepaskan apa yang sudah berada di tangannya.

"Dasar nyebelin," tukas Gama langsung pergi dari sana. Moodnya benar-benar hancur meladeni bocah seperti Reliya.

Sedangkan Reliya, gadis itu bersorak senang saat merasa menang dari Gama. Lina menghela napas lelah, tak habis pikir dengan Reliya dan Gama yang semakin kekanakan.

"Jangan ganggu Mas Gamanya, kasian nanti ngambek." Reliya mengangguk patuh. Walau dalam hati dia menolak keras ucapan Lina. Mana tahan dia tak ganggu Gama, lagi pula mengganggu Gama itu sudah menjadi kewajibannya sedari kecil.

"Tunggu manusia jelek." Reliya tertawa jahat. Bukannya menyeramkan, mungkin orang-orang yang melihatnya ingin mengarungi Reliya lalu membuangnya ke tong sampai.

Mas Tetangga (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang