"Are you okay?" tanya Hanbin sambil mensejajarkan langkahnya dengan yunhyeong.

"Hm.." Hanya itu yang yunhyeong gumamkan.

"Yunhyeong," donghyuk menghampiri yunhyeong dengan semangat.

"Kau masuk sekolah apa kau sudah sehat?" tanya donghyuk.

"Aku tidak sakit! Jangan berlebihan," yunhyeong memutar bola matanya.

"Hehe... Kupikir kau kenapa-kenapa," kekeh donghyuk.

June masuk ke dalam kelas, ia melirik yunhyeong yang berdiri sambil membelakanginya.

"June, aku belum selesai bicara kemarin, " donghyuk beralih menghampiri june.

Yunhyeong tak berniat untuk berbalik, ia melanjutkan langkahnya menuju bangkunya.

"Ikut aku," Donghyuk menariknya keluar kelas. Dan mereka berdiri di depan kelas. June pasrah saja.

"Kau belum menjelaskan padaku tentang kejadian kemarin!" tuntut donghyuk.

"Aku kan sudah bilang, aku tidak enak badan. Jadi aku tidak bisa ikut-"

"Bukan itu! Ini tentang kau yang tiba-tiba melompat ke kolam renang. Kenapa kau melakukannya?" Donghyuk memicingkan matanya.

"Aku panik, aku tidak tau jika Hanbin juga ikut turun," alasan june.

"Bukan Hanbin yang mengikutimu! Tapi Hanbin lebih dulu turun. Baru setelah itu kau!" ralat donghyuk. Padahal sebenarnya mereka hampir berbarengan sampai.

"Lalu yang ingin kau tau dariku apa?"

"Mm.. Ya, tumben sekali kau khawatir pada yunhyeong, biasanya kau tidak peduli." ujar donghyuk.

"Memang kau tidak khawatir? Bukankah sekarang dia dekat denganmu," june berusaha mengalihkan.

Donghyuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal, benar juga ya. Tapikan...

"Sebentar lagi masuk, jangan terlalu di pikirkan," june kembali masuk ke kelas. Ia menghembuskan nafasnya lega.

***

Yunhyeong terkesiap saat sedang berjalan di Koridorseseorang menariknya ke sebuah ruangan. Yunhyeong hampir menghajar orang itu namun ia urungkan saat tau ternyata june lah yang berdiri di depannya sambil tersenyum.

"Kau gila!" Yunhyeong hampir jantungan, apalagi senyuman june membuatnya panas dingin.

June menarik tangannya, dan mendudukkan yunhyeong di kursi yang tersedia di sana, yunhyeong baru sadar ternyata ia di tarik ke ruangan seni.

"Kau mau apa?" tanya yunhyeong. Karna june juga mengambil kursi dan di letakan di depannya hingga mereka kembali duduk berhadapan. Yunhyeong benar-benar ingin pergi dari sana, jangan sampai june mendengar detak jantungnya yang terus menggebu.

"Di kelas aku tidak bisa melihat wajahmu lebih lama," katanya tersenyum lagi.

"Jangan berlebihan, kau bukan anak abg lagi. Sebentar lagi kau lulus!" tegur yunhyeong yang sejujurnya dia sedang mengontrol dirinya sendiri.

Dan gilanya, june malah tersenyum sambil melihatnya tanpa berkedip.

"Ehem.. Kau ini sebenarnya mau apa, sampai menarikku seperti itu?" tanya yunhyeong dengan wajah pura-pura tenang.

June dengan sok imutnya memegang dagunya seakan dia tengah berpikir, "Menurutmu apa yang harus kita lakukan di saat hanya ada kita berdua saja?"

Demi apapun, yunhyeong baru tau jika june orang yang sangat frontal seperti ini. Sungguh yunhyeong hampir tak bisa mengenali june yang dulu dan sekarang. Jantungnya yang tadi mulai tenang kini semakin berpacu dengan cepat.

"J-june..." Gugup yunhyeong karna june sedang menatapnya dengan intens. Yunhyeong berjengit kala june memegang tangan kanannya yang di arahkan ke dada june.

"Disini menyakitkan!" beritahunya. Yunhyeong mendongak, tatapan mereka beradu.

"Apa lagi saat tangan ini berada di pinggang orang lain. Sakitnya berkali-kali lipat," ungkap june.

Yunhyeong speechless. Apa june sedang membahas pertemuan mereka tadi di lampu merah? June memegang erat tangan yunhyeong.

"Sebagai gantinya, apa nanti sepulang sekolah kau mau ikut denganku?" tanya june. Yunhyeong tak bisa, ia sudah memiliki jadwal dengan Hanbin untuk menemaninya membeli buku.

"A-aku tidak bisa," kata yunhyeong.

June memelas, "Boleh aku tau alasannya?"

Yunhyeong tak tega mengatakannya, kenapa posisinya jadi seperti ini?

TBC...

Love Defense {Complete} (Yunjun / Junhyeong) Where stories live. Discover now