48. Berulah lagi nih bocah

1.1K 274 39
                                    

"BACOT!!"

Kedua gadis yang kini sama-sama berhadapan dengan tatapan sengit itu lagi-lagi menjadi daerah kantin seketika sunyi senyap. Mereka nampak menyimak apa yang tengah diperdebatkan dan tak ada seorang pun yang mencoba memisahkan, entah karena memang ingin melihat apa yang akan selanjutnya terjadi atau mungkin karena terlalu malas untuk ikut campur urusan keduanya.

"LO KIRA GUE BEGO?! GUE TAU LO TUH SENGAJA BIAR HAECHAN BISA MERHATIIN LO?! IYA 'KAN?! Gue rasa lo masuk DND juga karena suka sama Haechㅡ"

"Diem. Lo. Jalang." ujar Jasmin dengan penuh penekanan.

Tamparan itu sukses membuat Nancy memalingkan wajahnya akibat kerasnya Jasmin menampar pipi gadis itu. Jasmin tidak tahu bagaimana bisa ia tahan selingkungan dengan gadis di depannya ini. Tatapannya begitu dalam memerhatikan gerak-gerik Nancy yang kini memegang pipinya dengan mata membulat terkejut.

"Loㅡ"

"Jasmin udah, mending langsung ke ruangan aja," ujar tiba-tiba seseorang yang kini memegang bahu Jasmin memperingati.

Jasmin mendengus kesal, lalu menabrak bahu Nancy dan mengikuti langkah Kamal di depannya. Mood-nya saat ini benar-benar buruk. Tadi pagi ia harus dengan terpaksa berjemur di tengah lapangan akibat terlambat datang. Dan di kantin tadi, Nancy tiba-tiba menghampiri Jasmin yang sedang memesan bakso untuk dikonsumsi di ruangan nanti. Namun, gadis blasteran itu mendatangi dan mengatainya habis-habisan.

Di sepanjang jalan menuju ruangan, Jasmin maupun Kamal hanya bergeming tanpa mencoba memecahkan keheningan di antara keduanya. Mereka berdua sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing. Jasmin melirik plastik yang berisi beberapa plastik bakso yang Kamal bawa. Tadi, Jasmin sangat ingin bakso, dengan kuah yang diberi sambal dan saus membuatnya lapar. Tapi, entah mengapa keinginan itu hilang begitu saja.

"Mal, lo udah dapet info apa aja dari kasusnya Kak Mina?" tanya Jasmin yang kini men-sejajarkan langkahnya dengan Kamal.

Kamal melirik, "gue belom nemu apa-apa walaupun gue curiga sama tuh cewek. Gerak-geriknya aneh."

Jasmin mengangguk menyetujui. Bahkan Jasmin yang merasa kenal dekat dengan Mina saja merasakan perbedaan pada tingkah laku gadis itu, seperti ada perubahan drastis yang ia rasakan.

"Gueㅡ"

"Kamal!" seru seseorang yang tampak berlari dari arah berlawanan.

Keduanya mengernyit kala Brelin dengan wajah panik berlari mendekati mereka. Ruangan DND sudah tidak jauh dari sini, dan yang membuat mereka heran adalah mata Brelin yang mengeluarkan banyak air mata. Entah apa yang mengejutkan mereka kali ini.

Jasmin menangkap kedua lengan Brelin agar temannya itu tenang dan meredakan tangisnya.

"Tenang dulu Lin, tenang." Kamal menepuk-nepuk bahu Brelin berusaha membantu Brelin yang mulai mengembuskan napas pelan.

"Che-chenle," ujar Brelin membuat keduanya mengernyit bingung.

"Chenle nelen cincin, Kak Jeno sama Jisung lagi nyoba buat ngehubungin Miss Irene," jelas Brelin membuat keduanya lagi-lagi dibuat bingung.

"Kok bisa? Miss Irene? Gak langsung aja dibawa ke rumah sakit?" tanya Kamal mewakili rasa kebingungan Jasmin yang masih mengelus kedua lengan Brelin.

"Cincin itu dari makanan yang dikirim dari Miss Irene," jawaban Brelin membuat Kamal dan Jasmin menatap satu sama lain.

"Ya udah ayok buru kalo gitu, kita harus ke mana sekarang?" tanya Kamal sambil terus menepuk bahu Brelin beberapa kali.

Brelin mengangguk dan menunjuk arah menuju ruangan, lalu Jasmin dan Kamal mengangguk. Mereka dengan berlari kecil mengabaikan beberapa murid yang berlalu lalang dan beberapa menyapa mereka.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang