22. Kan jatohnya fitnah!

1.2K 346 26
                                    

Dari heningnya koridor yang bernuansa putih, mereka, delapan orang dengan duduk yang berseberangan. Sudah duduk di sebuah kursi panjang alumuniumㅡmenunggu sesuatu.

Beberapa kali dua lelaki yang kini duduk di sebelah dua perempuan. Menghela napas malas, merasa tentu saja apa yang mereka lakukan di sini benar-benar sangat amat tidak berguna. Di depan mereka ada sebuah ruangan yang berfungsi untuk menjelaskan semua hasil dari tes sidik jari DNA yang sudah mereka lakukan dua jam yang lalu.

"Ck, masih lama gak sih?! Gue mau pulang!" ujar perempuan dengan sebuah jepit rambut strowberry di bagian kanan rambutnya.

Jasmin yang duduk di kursi panjang yang berseberangan dengan mereka memutar bola mata malas, yang harus kalian tahu. Gadis bernama Nancy itu tak henti-hentinya mengeluh meminta pulang dan terus saja mengumpat karena kebosanan. Membuat Jasmin yang memiliki sumbu pendek dalam emosi, menggigit bibirnya agar emosinya itu tidak meledak.

Di kursi yang sama dengan Nancy, sudah ada dua lelaki bernama Doyoung, dan Bomin. Lalu di sebelah mereka juga ada Minju dan Nancy sendiri. Sedangkan di seberang mereka, Jasmin, Kamal, Brelin, dan Chenle duduk menunggu hasil.

Jaemin dan yang lain sedang berbincang serius di dalam ruangan. Yang Chenle dengar memang koneksi Jaemin dengan rumah sakit ini dan kepolisian sangat amat kuat. Jadi, amat sangat mudah bagi lelaki itu untuk mengetahui lebih cepat identititas sang pemilik sidik jari.

Tapi yang membuat sulitnya adalah, Papah JaeminㅡEunhyuk mengetahui apa yang sedang Jaemin lakukan tanpa menjelaskan dan memberitahukan tujuan mereka kepada Eunhyuk. Dan parahnya lagi, pria itu juga ada di dalam ruangan membicarakan perihal Jaemin yang mengambil kesempatan dari jabatan Ayahnya untuk mencari sesuatu seperti ini.

Rumah sakit ini memang dikenal sebagai rumah sakit yang sangat berhubungan dengan pihak kepolisian. Dan Dokter yang membantu Jaemin adalah Dokter yang biasanya membantu para penyelidik mencari identitas pelaku-pelaku tindakan kriminal.

Jasmin sendiri malas untuk sekedar membantu yang lain, merengek agar Papahnya itu ikut membantu. Karena mood-nya sudah rusak akibat perempuan bernama Nancy yang sudah duduk di depannya itu.

Lagi, lagi Nancy. Perempuan itu benar-benar selalu saja memiliki tali yang membuat mereka bertemu. Seharusnya ia tunggu saja di rumah, mengingat besok Jasmin ada ulangan harian. Tentu saja sebagai alasan agar tidak datang.

"Mal, lo tau apa aja tentang sidik jari DNA?" tanya Jasmin kepada lelaki yang duduk di sebelahnya itu.

Kamal melirik dan mendengus, "laah.. lo kan yang punya koneksi beginian ngapa nanya ke gue. Tapi yang gue tau, kan lo nih punya koneksi polisi ya. Biasanya polisi sendiri bakal langsung dapet scan identitas pemilik sidik jari DNA-nya."

"Lebih gampang lagi tanpa perlu repot-repot minta si dokter buat minta orang-orang yang si Yuna ini bawa," ujar Kamal dengan singkat.

Brelin dan Chenle hanya menyimak sambil memahami.

Alis Jasmin mengernyit, "maksudnya? Gak paham."

"Ck, gini... biasanya kan polisi tuh gunain sidik jari DNA buat ngungkap kejahatan kan. Nah mereka juga pasti butuh banget dong dokter forensikㅡlagian lo pasti taulah biasanya Dokter forensik tuh kerja sama, sama polisi buat ngungkapin kasus-kasus kejahatan gitu.

"Jadi kek emang pekerjaan mereka berhubungan. Dan orang biasa nih kek gue yang gak punya koneksi sih pasti susah banget buat cepet dapet identitas si pemilik sidik jari. Tapi, berhubung kita punya lo dan Abang lo jadi lebih mudah.

"Seharusnya sih tanpa nyari orang buat dicocokin sama sidik jarinya juga mungkin udah keluar identitasnya, tapi gue juga kurang tau sih soal yang begini-beginian. Jadi, yang gue tau sebenernya gak perlu nih orang-orang kek empat orang ini dibawa. Karena pasti identitas si pemilik identitasnya udah keluar," Jelas Kamal.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiWhere stories live. Discover now