31. SMA TEUME?

1.5K 319 33
                                    

Jisung merenggangkan tangannya setelah merasa lembar jawaban yang ia isi sudah yakin dan merasa tak ada lagi jawaban yang salah. Lalu bangkit dari duduk untuk mengumpulkan kertas soal dan jawaban. Bel memang belum berbunyi, tapi karena hari ini adalah hari terakhir atau lebih tepatnya pelajaran ini adalah pelajaran terakhir jadi seperti biasa murid sudah banyak yang keluar.

Apalagi setelah ujian di pelajaran terakhir ini, masih ada sisa dua jam pelajaran yang sepertinya setiap kelas akan mendapatkan free class. Tanpa ada guru yang mengajar tentu saja.

Setelah meletakkan kedua lembar kertas itu secara terpisah di meja guru dengan pengawas yang memperhatikan. Jisung pamit untuk keluar lebih dulu, saat itu tubuh menjulang Kamal yang menunggunyaㅡsudah berdiri menyandar sembari fokus pada layar ponsel.

Beberapa murid yang lewat menyapa Jisung kala lelaki itu keluar dari ruangan yang digunakan untuk ujian. Mungkin setelah istirahat Jisung akan mengambil tasnya dan memindahkan tasnya ke kelas. Mengingat ruangan yang dikenakannya saat mengerjakan ujian bukanlah ruang kelas Jisung.

Kamal tadi memang sudah menunggu Jisung karena ruangan mereka tak begitu jauh. Jadi, sekalian saja berjalan bersama menuju kantin.

"Mal," panggil Jisung untuk menyadarkan Kamal bahwa ia sudah selesai.

Kamal yang sedaritadi tidak menyadari kedatangan Jisung, langsung saja mendongak terkejut lalu mematikan ponsel dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Udah?" tanya Kamal dengan berbasa-basi.

"Belom, masih ngerjain," jawab Jisung dengan malas.

Kamal menghentikan langkahnya dan menatap Jisung dengan tatapan seolah-olah berkata 'waras-lo?'

"Lagi, pake ditanya! Udah liat gue keluar ruangan berartikan udah, gimane si!" lanjut Jisung agak kesal.

"Ck, basa basi ngerti kagak lo? Oh ya Sung, lo udah liat gc dnd belom? Katanya selesei istirahat langsung ke rumah Bang Haechan aja," ujar Kamal sambil tersenyum dan mengedikkan dagu kepada murid yang baru saja menyapanya.

"Laaah? Emang boleh pulang? Masih ada dua jam lagi kan pulangnya?" tanya Jisung bingung.

Karena dia sendiri pun belum melihat group chat DND yang tampak ramai membahas sesuatu. Kamal mengambil ponselnya dari saku celana dan mengetikkan sesuatu di sana. Setelahnya menunjukkan layar ponsel yang menampilkan percakapan group chat yang membicarakan rencana mereka setelah istirahat nanti.

Jisung mengernyit.

"Miss Irene udah ngijinin. Lagipula dia juga yang ngasih laporan kalo ada yang ngirim kertas masalah dari luar sekolah, berkasnya juga udah dipegang sama Bang Jeno. Lo bawa motor gak? Kalo kagak biar numpang ke gue aja," jelas Kamal yang kembali menyimpan ponselnya.

Jisung mengangguk paham lalu mengernyit, "giliran gue bawa motor lo nawarin. Kemaren kemaren kemana aje tuh tawarannya?!"

Kamal tersenyum kuda dan menggaruk tengkuknya, "ye kan kemaren gue lagi irit. Lo lagi patungan goceng buat beli bensin malah kagak mau. Ya udah daripada gue kagak bisa pulang gara-gara mogok jadi gue pindahin aja lo ke presdir."

Jisung memutar bola mata malas.

Langkah mereka yang sudah memasuki area kantin, membuat mereka memelankan jalan dan mencari di mana keberadaan Haechan dan temannya yang lain. Memang dasarnya tempat yang mereka jadikan tempat bersarang adalah tempat duduk dekat kedai Bu Wendy.

Jadi, baru sekali mengedarkan pandangan. Langsung dengan mudah mereka menemukannya.

Di sana sudah ada tujuh orang, jadi bisa dipastikan kedua lelaki itu adalah yang terakhir datang.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiWhere stories live. Discover now