Prolog

3.3K 466 16
                                    

Brukk

"Aduh sori, sori, lo gak papa?" tanya Renjun dengan wajah cemasnya.

Sedangkan perempuan dengan wajah pucat yang tak sengaja Renjun tabrak itu tampak menunduk dan mengangguk. Lalu kembali melanjutkan jalannya tanpa memedulikan Renjun yang menatap punggung perempuan itu heran, sebuah ide terlintas dipikirannya.

Renjun melangkah amat pelan, mengikuti perempuan itu yang berjalan ke arah selatanㅡmelewati lapangan basket yang agak ramai dengan murid yang berlalu lalang.

Entah sejak kapan Renjun jadi mudah penasaran oleh sesuatu. Perempuan itu masih melangkah menunduk, masih tak menghiraukan apa pun yang terjadi di sekelilingnya.

Singkat cerita, perempuan itu masuk ke sebuah kelas yang membuat Renjun mengernyit bingung kala langkah perempuan itu lanjut masuk ke kelas X IPA 3.

Dia anak sebelah? batin Renjun bingung.

Tentu saja Renjun bingung, bagaimana pun malasnya Renjun menghapal murid-murid yang memiliki kelas di sebelahmya. Tetap saja tanpa sadar, Renjun selalu tahu siapa saja murid kelas tersebut. Renjun sendiri murid kelas XI IPA 4 yang kebetulan memiliki kelasㅡyang bersebelahan dengan kelas X IPA 3ㅡkelas yang perempuan itu masuki.

Saat salah satu murid kelas X IPA 3 ingin masuk, Renjun menarik lengannya.

"Jancook! Eh Bang, ngagetin aja lo. Napa bang? Tumben banget masih di sini, biasanya kan lo ama temen-temen ekskul lo," tanya Daehwi yang sebelumnya berniat ingin masuk.

"Eh Hwi, gue mau nanya. Itu... cewek yang tadi baru masukㅡsiapa?" tanya Renjun sembari menunjuk perempuan yang kini tengah berdiri membelakangi keduanya.

Daehwi mengernyit melihat siapa yang Renjun tunjuk, lalu menganggukan kepalanya saat tahu siapa yang Renjun maksud.

"Si Brelin, kenapa emang? Naksir lo Bang? Tapi kata gue sih jangan naksir dah, soalnya dia anaknya nolep begitu, udah gitu orangnya agak aneh. Gue kasih tau nih, mau tau gak?ㅡ" Daehwi memberikan isyarat agar Renjun mendekat.

"Apa? Apa?" tanya Renjun penasaran.

"Dia tuh pernah ngamuk gara-gara salah satu temen kelas gue maksa biar dia dongak. Dia gak pernah suka ada orang yang natap dia," jelas Daehwi dengan nada pelan.

Renjun mengernyit, "kok? Kenapa?"

"Mana gue tau, dia juga emang gak pernah keluar kelas sebenernya kalo istirahatㅡcuman gak tau dah tuh gue baru pertama kali liat dia keluar pas istirahat. Dia juga.... agak dijauhin dari temen-temen kelas," lanjut Daehwi.

Renjun mengangguk paham, sedikit lega karena pertanyaannya terjawab. Renjun memerhatikan kembali gerak-gerik perempuan bernama Brelin yang kini tengah menyamankan diri untuk tidur di alas meja yang ia tempati. Rambut perempuan itu masih menutupi pinggir wajahnya.

"Oh ya, satu lagi Bang. Lu! Jangan pernah dah naksir ama dia, nanti yang ada sial mulu," ujar Daehwi memperingatkan.

"Yaudah gue masuk yak," Daehwi menepuk bahu Renjun pelan lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Apaan anjrit, liat aja baru udah dikata naksir batin Renjun kesal.

Renjun mengembuskan napas kasar. Melihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kirinya.

Masih dua puluh menit lagi untuk membicarakan hal ini kepada temannya yang lain. Entah mengapa Renjun tertarikㅡbukan, bukan tertarik ke arah menyukai sebagai perempuan. Tapi menarik dan merasa mungkin perempuan itu cocok untuk direkrut untuk menggantikannya tahun depan.

Renjun mengambil ponsel dari saku celana seragam.

"Halo, oy masih di tempat biasa?"

"..."

"Oke gue ke sana, jangan pada balik dulu."

"..."

"Iya... udah tunggu bentar."

Tutt

"Brelin, moga pada setuju kalo lo gue pilih jadi pengganti gue nanti."

••DND••

Eit, siapa nih yang ke sini karena detektif H2J2J? udah baca detektif H2J2? Sebenernya kalo gak baca detektif H2J2 juga gak papa sih, cuman mungkin nanti agak bingung soal organisasinya.

Tapi kalo mau langsung baca story ini juga gak papa, nanti bakal aku jelasin ulang lagi tanpa kalian harus baca cerita yang pertama.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiWhere stories live. Discover now